Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pengalaman Melaksanakan Ibadah Haji Reguler

19 Juli 2023   13:52 Diperbarui: 22 Juli 2023   20:02 2306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi jalan menuju tugu jamarah. Foto dokpri

Pada artikel sebelumnya, setelah mantap memilih haji reguler, ternyata tidak termasuk jamaah yang berangkat tahun 2023. Hingga saya tidak aktif lagi mengikuti manasik haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) 

Namun, pada tanggal 15 Mei 2023 malam, ada pesan dari pengurus KBIHU di grup WhatApps. Pesan tersebut berisi agar nama-nama yang tercantum segera ke Kemenag untuk menandatangani pernyataan siap melunasi perjalanan ibadah haji dengan batas waktu hingga tanggal 19 Mei 2023.

Setelah melunasi dan menyelesaikan administrasi lainnya, belum ada kepastian kapan berangkat haji. Petugas di Kemenag hanya meminta bersabar. Jika tahun ini tidak berangkat, tahun 2024 pasti berangkat karena sudah melunasi.

Dengan keterangan menggantung seperti itu, saya pun santai. Tiba-tiba pada tanggal 27 Mei 2023, pukul 18.00 WIB ada pesan di grup KBIHU untuk mengambil koper di Kemenag malam itu juga.

"Bagi jemaah yang namanya tercantum di daftar dan siap berangkat tanggal 29 Mei, silakan ambil koper di Kemenag malam ini juga!"

Saya pun kaget karena hanya ada waktu satu hari untuk mempersiapkan segalanya. Sebenarnya tidak ada yang harus dibawa selain pakaian dan perlengkapan pribadi, karena semuanya sudah dijamin pemerintah. Namun, tetap saja membuat saya panik, belum pamitan pada keluarga, belum mengambil uang, belum membereskan pekerjaan rumah dan lain-lain.

Pengalaman Haji Reguler

Berangkat haji reguler dengan  pesawat Saudi Arabia, 30/05/2023. Foto dokpri
Berangkat haji reguler dengan  pesawat Saudi Arabia, 30/05/2023. Foto dokpri

Dengan Bismillah, tawaran itu kami terima karena kesempatan tidak datang berulang. Saya pun pernah merasakan kegagalan berangkat haji. Kesempatan ini jangan sampai gagal lagi agar kewajiban sebagai umat Islam gugur.

Dengan waktu yang singkat, satu hari, semua pihak terkait bekerja lebih cepat. Puskesmas kecamatan menyiapkan kartu kuning sebagai syarat kesehatan jemaah. Pegawai Kemenag pun kerja lembur menerima koper besar dan mempersiapkan ID-card, undangan bagi keluarga jemaah cadangan yang berjumlah 45 orang.

Setelah pelepasan di Pendopo Kabupaten Madiun, seluruh jemaah kloter 15 yang berjumlah 450 jemaah menuju asrama haji Sukolilo, Surabaya. Setelah penyambutan, kami dipersilakan makan siang secara prasmanan. Lanjut dengan cek kesehatan, pembagian tiket pesawat, pemberian gelang identitas, paspor, visa, dan living cost.

Untuk nilai living cost atau biaya hidup selama di Arab Saudi mengalami penurunan, yakni senilai 750 real atau setara dengan hampir Rp3 juta, 50 persen lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

Tiba di Madinah

Foto pribadi bersama petugas haji Indonesia di hotel Taiba, Madinah, 31/05/2023
Foto pribadi bersama petugas haji Indonesia di hotel Taiba, Madinah, 31/05/2023

Pada tanggal 31 Mei 2023, sekitar pukul 01.00 WAS (Waktu Arab Saudi) Kloter 15 embarkasi Surabaya tiba di hotel Taiba Madinah. Para petugas haji sudah siap membantu para jemaah terutama lansia.

Letak hotel Taiba ini persis di depan pintu gerbang masjid Nabawi no 309 atau dekat pintu masjid no 7 dan 8, jaraknya sekitar 50 meter. Dengan jarak yang relatif dekat memudahkan jemaah melaksanakan salat arbain atau salat wajib sebanyak 40 kali berturut-turut selama 8 hari atau 9 hari.

Pelaksanaan salat arbain ini berdasarkan pada hadist Nabi Muhammad saw. dari Anas bin Malik yang artinya, 

"Barang siapa shalat di masjidku (Nabi Muhammad SAW) 40 shalat tanpa ada yang ketinggalan, maka dia dicatat bebas dari neraka, keselamatan dari siksaan dan bebas dari kemunafikan" (HR Turmudzi).

Selain melaksanakan arbain di Masjid Nabawi, para jemaah haji dan umroh pun dapat berdoa di Raudah, tempat di mana Nabi saw. dimakamkan. Kegiatan lain di Madinah adalah berziarah ke masjid bersejarah dan situs-situs lainnya.

Tiba di Mekah

Foto di Masjidil Haram setelah tawaf wada. Foto dokpri
Foto di Masjidil Haram setelah tawaf wada. Foto dokpri

Para jemaah haji kloter 15 masuk Kota Mekah pada tanggal 8 Juni 2023 sekitar pukul 20.00 WAS. Sebelumnya kami telah mengambil miqot di Masjid Bir Ali untuk umrah wajib. Rangkaian umroh wajib sama seperti umroh mulai dari tawaf, sai dan tahalul.

Kota Mekah sering disebut sebagai Ummul Qura dan tanah yang aman sebagai patokan kiblat atau arah salat bagi umat Islam. Kota ini juga banyak menyimpan sejarah sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. dan erat kaitannya dengan ibadah haji.

Sebelum puncak haji, kami memperbanyak ibadah baik di Masjidil Haram atau masjid terdekat pemondokan. Pemondokan atau hotel untuk jemaah Indonesia sebagian besar jauh dari Masjidil Haram. Untuk kloter 15, sektor 5, pemondokan berada di daerah Rhaudah, jaraknya kurang lebih 6 kilometer.

Bus shalawat khusus jemaah Indonesia sektor 5
Bus shalawat khusus jemaah Indonesia sektor 5

Jangan khawatir untuk menuju ke Masjidil Haram ada bus shalawat yang beroperasi 24 jam, armadanya banyak, gratis pula. Para jemaah hanya perlu menghafal nomor bus, bendera Indonesia, nomor hotel dan maktab. Jangan lupa untuk selalu membawa identitas yang diberi oleh Maktab.

Arofah, Muzdalifah dan Mina

Puncak ibadah haji berada di Arofah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Rangkaian ini menjadi fase terberat saat berhaji karena seluruh energi akan terkuras. Saat Armuzna tak jarang banyak jemaah haji yang tersesat, sakit bahkan meninggal karena kelelahan.

Arafah

Tenda tempat wukuf di Arafah. Foto dokpri
Tenda tempat wukuf di Arafah. Foto dokpri

Arofah menjadi pusat ibadah haji dilaksanakan karena semua jemaah wajib wukuf pada tanggal 9 Dzulhijah. Kota ini terletak di sebelah timur Mekkah dengan jarak sekitar 25 kilometer.

Kloter 15 dari maktab 31 menuju Arafah pada tanggal 8 Dzulhijah pukul 15.00 WAS dan tiba menjelang magrib. Proses ibadah haji ini dibimbing langsung oleh pimpinan KBIHU Multazam dan putranya.

Para jemaah haji dari KBIHU Multazam yang berjumlah kurang lebih 300 orang berada dalam satu tenda. Pemisah untuk jemaah laki-laki atau perempuan adalah tirai yang dibuat mandiri oleh para jemaah. Sambil menunggu waktu wukuf tanggal 9 Dzulhijah, kami gunakan untuk istirahat dan berdzikir.

Dengan suhu udara yang ektrem, panas mencapai 45 derajat cerlcius, kami disarankan banyak beribadah di dalam tenda. Jika hendak ke kamar mandi pastikan memakai kacamata hitam, topi/payung, beralas kaki.

Wukuf merupakan rukun haji yang wajib dilakukan oleh semua jemaah, tanpa kecuali, baik wanita yang nifas, haid, tidak suci. Bagi jemaah yang sakit bisa disafariwukufkan, yakni tetap melaksanakan wukuf di ambulan dengan tetap berada di area Arafah.

Wukuf di Arafah dimulai tergelincirnya matahari (waktu zuhur) pada tanggal 9 Dzulhijah. Prosesinya yakni mendengarkan khutbah wukuf, salat zuhur dan asar jama taqdim qashar, memperbanyak istigfar, berzikir, berdoa.

Saat wukuf ini tidak ada sekat status sosial antar jemaah, kami sama-sama makhluk Allah yang penuh dosa. Saat itu kita akui semua dosa, kelemahan, kehilafan, lalu memohon ampunlah, bertaubat.

Muzdalifah

Situasi di Muzdalifah saat mabit. Foto dokpri
Situasi di Muzdalifah saat mabit. Foto dokpri

Muzdalifah adalah padang pasir tempat di mana para jemaah haji melakukan mabit (bermalam) dan mengumpulkan batu untuk ibadah jumrah. Mabit di Muzdalihaf beralaskan tikar dan beratapkan langit. Hal ini karena Muzdalifah hanya tempat transit beberapa jam. Setelah salat subuh jemaah akan bertolak menuju Mina.

Kami menuju Muzdalifah jelang tengah malam karena kloter 15 mendapat giliran bus terakhir. Untuk lansia dan pengguna kursi roda berada di dalam satu bus dan melaksanakan mabit di dalam bus. Menjelang subuh mereka sudah menuju tenda Mina.

Di Muzdalifah ini banyak jemaah yang kelelahan karena kurang pasokan air dan makanan, pun cuaca yang cukup panas, ditambah armada bus terlambat datang menjemput. 

Mina

Jendak lempar jumrah Aqobah di Mina. Foto dokumen KBIHU Multazam Madiun
Jendak lempar jumrah Aqobah di Mina. Foto dokumen KBIHU Multazam Madiun

Tanggal 28 Juni atau 10 Dzulhijah ba’da salat subuh para jemaah berangsur-angsur meninggalkan Muzdalifah menuju Mina. Mina ini tempat berdirinya tugu jamarah, yakni tempat pelaksanaan melontar batu ke tugu tersebut.

Kami melakukan nafar awal, di mana para jemaah lebih awal keluar dari Mina yakni tanggal 12 Dzulhizah. Pada tanggal 10 Dzulhijah lempar jumrah pertama atau lempar jumrah Aqobah dan tahalul awal dilakukan. Selanjutnya tanggal 11 dan 12 Dzulhijah kembali lagi menuju tugu jamarah untuk lempar jumrah Ula, Wustha dan Aqobah. Selepas salat Zuhur, kami meninggalkan tenda Mina menuju hotel di Mekah untuk melanjutkan tawaf Ifadhah dan sai.

Situasi jalan menuju tugu jamarah. Foto dokpri
Situasi jalan menuju tugu jamarah. Foto dokpri

Bagi sebagian kecil jemaah di Mina adalah aktivitas yang sangat berat dibandingkan di Arafah. Hal ini karena durasi di Mina lebih lama dan luas tenda yang terbatas. Selain itu bagi yang mampu harus melakukan aktivitas lontar jumroh. Jarak tenda ke tugu jamarah berkilo-kilo meter. Untuk tenda maktab 31 jarak tempuh sekitar 7 kilometer. Selama 3 hari saya harus jalan kaki sekitar 14 kilometer.

Selama puncak haji saya sehat dan lincah seperti biasanya, bahkan bisa membantu beberapa lansia membuat mie, kopi di luar tenda yang panas. Pun membagikan jatah makan para jemaah ketika datang dari Muzdalifah.

Di Bandara Jedah bersama teman satu kamar. Foto Sulatri
Di Bandara Jedah bersama teman satu kamar. Foto Sulatri

Terima kasih telah membaca.

Bahan bacaan 1 

Foto pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun