Salah satu kebahagian umat Muslim saat berpuasa adalah datangnya waktu berbuka. Lantunan adzan magrib sebagai pertanda kita wajib membatalkan puasanya.
Untuk membatalkan puasa, kita sering mendengar anjuran, "Berbukalah dengan makanan manis". Bahkan kalimat teresebut sering dijadikan jingle iklan makanan.Â
Namun, benarkah harus berbuka dengan makanan atau minuman yang manis?
Seperti kita ketahui Nabi Muhammad saw. telah mencontohkan berbuka dengan kurma, jika tidak ada bisa dengan air putih.Â
Tidak ada anjuran untuk berbuka puasa selain dengan kurma dan air putih. Hanya makanan manis dipercaya dapat mengembalikan energi yang hilang saat berpuasa. Orang tua zaman dulu, gula pasir juga dipercaya bisa mengembalikan tenaga.Â
Selain itu masyarakat Indonesia kreatif, pandai mengolah makanan menjadi enak dan manis. Tidak ada salahnya buka puasa selain dengan kurma. Asal tidak berlebihan karena makanan manis dapat memicu kegemukan dan gula darah naik.Â
Untuk membatalkan puasa dengan kurma seperti dicontohkan nabi, apalagi kurma segar, tidak semua orang menyukainya. Seperti anak-anak saya, ibu mertua.Â
Mereka tidak menyukai kurma. Itu sebabnya selain menyiapkan kurma untuk suami, saya harus menyiapkan makanan kesukaan anggota keluarga lainnya.
Kolak pisang adalah menu berbuka yang sudah umum dan banyak disukai juga banyak dijual di tempat jajanan. Â Walaupun demikian saya tidak setiap hari membuat kolak, karena menjaga berat badan suami.Â
Saya dan anak-anak paling suka berbuka puasa dengan makanan asin seperti bakwan, martabak asin. Namun, karena si Sulung di Surabaya dan yang kecil pondok Ramadan, makan sendiri kurang nikmat. Saya beralih ke makanan manis alami, yakni buah-buahan.
Buah-buahan bermanfaat menjaga kesehatan tubuh terutama pencernaan. Saat puasa tak jarang pencernaan kita terganggu, tidak bisa buang air besar atau perut sakit. Dengan makan buah khususnya papaya, dapat membantu mengeluarkan kotoran perut.