Sikap anak itu mengingatkan saya pada anak-anak. Selama ini saya merasa anak memiliki kejujuran terutama soal uang.
Berapapun yang mereka keluarkan dan terima selalu memberi tahu. Mereka tak pernah mengambil uang tanpa sepengetahuan, walaupun tahu di mana uang itu disimpan.
Jika saya tidak di rumah, mereka membutuhkan uang, tak pernah mengambil langsung. Anak-anak akan telepon minta uang. Setelah saya katakan ambil saja di tempatnya sejumlah yang ia sebutkan. Mereka baru melakukannya.
Mengajarkan kejujuran pada anak penting terutama prinsip "ini milikku dan itu milikmu.
Seperti anak kecil yang mengembalikan satu amplop ketika buka bersama. Dia tahu mana miliknya dan mana milik orang lain.
Prinsip itu bukan saja diajarkan di rumah oleh orang tua, tetapi di lingkungan terdekat.
Kita tahu bagaimana orang dewasa yang mengambil milik orang lain? Dia berada di lingkungan yang rentan untuk melakukan hal buruk itu.
Mungkin saja sejak kecil orang tuanya mengajarkan prinsip-prinsip kebaikan. Akan tetapi lingkungan yang buruk, kesempatan yang besar, rasa takut hilang, dorongan mengambil milik orang lain pun besar pula.
Belajar dari kejujuran anak di atas. Saya yakin walaupun dia tidak berada di bawah didikan orang tua lengkap, lingkungan luar mengajarkan kebaikan karena diketahui anak tersebut seorang anak yatim.
Orang yang menginspirasi tidak selalu orang dewasa yang berpengalaman, banyak makan garam kehidupan. Seorang anak kecil pun bisa menginspirasi.
Kisah inspirasi Ramadan ketika kita terinspirasi.