Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ada Keterlibatan Mafia sehingga Harga Beras Tak Kunjung Turun

17 Februari 2023   21:26 Diperbarui: 18 Februari 2023   13:28 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang di Pasar Ponorogo kesulitan mendapat beras. Foto by Jawa Pos Radar Ponorogo/Aji Putra

Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto dalam konferensi pers di Polda Banten mengatakan para mafia memanipulasi delivery order dari distributor maupun mitra Bulog. Selain itu mafia ini membeli dari penggilingan padi. 

Para mafia beras beraksi atas dasar keuntungan dan hanya memikirkan isi perut. Menurut hemat saya, dalam berdagang boleh saja mematok harga tinggi, tetapi harus santun dan jangan menjual barang yang dialokasikan untuk rakyat. Ini sama saja dengan nyolong, mencuri.

Para penyeleweng sepantasnya diberi hukuman karena telah menyengsarakan rakyat, petani dan merugikan pemerintah. Bulog pun harus sigap menelusuri keterlibatan karyawan Bulog atau petugas lain. Rasa-rasanya tidak mungkin beras impor bisa ke tangan mafia dengan mudah jika tidak dimudahkan.

Bulog pun harus terus memantau harga beras hingga panen raya yang akan berlangsung sekitar awal Maret. Jangan sampai harga beras masih tinggi, sementara harga gabah turun karena jelang Ramadan biasanya harga pangan naik.

Jika bisa, Bulog langsung membeli hasil panen petani tanpa perantara. Tidak bisa dipungkiri gabah petani masuk ke Bulog itu sangat susah. Persyaratannya sangat ketat, kualitas gabah pun harus bagus. 

Penggilingan yang bermitra dengan Bulog sangat menjaga kualitas beras yang akan disetor. Jika hasil panen buruk akan disalurkan  ke pedagang beras. Tentunya harga menyesuaikan kualitas gabah. 

Dampak Kenaikan Beras

Kenaikan bahan makanan pokok sangat berdampak pada kehidupan masyarakat, daya beli mereka menurun. Pedagang makanan pun mengurangi porsi atau menaikan harga. Seperti di Madiun, nasi pecel, nasi kuning posinya semakin sedikit.

Nasi kuning yang biasanya harga Rp5.000 bisa untuk berdua, sekarang dimakan sendiri pun masih kurang. Makanan olahan dari beras pun semakin kecil ukurannya.

Mungkin yang diuntungkan adalah masyarakat yang belanja sayuran di warung dengan beras. Nilai jual berasnya ada kenaikan. Ups masih ada yang jual beli dengan beras bukan dengan uang?

Terima kasih telah singgah. Salam.

_Sri Rohmatiah Djalil_

Bahan bacaan 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun