Sejak kemarin, beberapa calon jamaah haji di grup WhatsApp KBIH membahas kenaikan biaya haji yang naik kisaran Rp69 juta.
Menyimak keluh kesah beberapa calon jamaah, saya tidak ikut berkomentar. Hal ini karena akan menambah suasana grup tidak nyaman.Â
Selain itu, ketua kelompok bimbingan ibadah haji  (KBIH) pun sudah memberi penegasan untuk tidak membahas biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
"Bapak, Ibu, ngapunten group ini mohon untuk tidak dipakai membahas biaya BPIH nggeh. Cukup kita serahkan kepada  pemerintah dan para wakil yang di Senayan. Kita fokus ke masalah manasik dan ibadah serta silaturrahim. Matur suwun," tegas ketua KBIH.
Saya setuju dengan instruksi ketua KBIH. Dengan kita banyak berkeluh kesah akan memengaruhi persiapan ibadah haji. Pun merusak hubungan antar jamaah.Â
Di dalam grup tersebut, saya bukan termasuk jamaah yang berangkat tahun 2023, tetapi sudah mengikuti bimbingan haji sejak 2020 melalui online karena dulu estimasi keberangkatan saya tahun 2022. Ternyata tahun itu ada penurunan kuota. Tahun 2023 pun nomor porsi saya tidak masuk.Â
Nomor porsi terakhir adalah jamaah yang daftar pada bulan Oktober 2011. Sementara saya daftar pada bulan November 2011. Semoga tahun 2024 mendapat panggilan.
Alasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Naik
Usulan kenaikan Bipih tahun 2023 memicu pro dan kontra. Bahkan sebagian calon jamaah haji merasa kenaikan itu tidak wajar, terlalu tinggi.Â
Sangat wajar jika ada calon jamaah haji keberatan dengan kenaikan biaya ibadah haji yang dinilai sangat mahal. Hal ini karena calon jamaah haji beragam.