"Mamah jajan ke toko Mbak Ria!"
"Mamah beli cokelat ke warung Mbak Endang!"
"Mah, tadi si bungsu minta jajan ke warung Mbak Painem, entek lima ngewo," lapor Budenya anak-anak.
Begitulah situasi ketika anak-anak masih kecil dan belum adanya minimarket sebelah ruko (rumah toko)
Warung kelontong menjadi jugjugan warga untuk belanja kebutuhan sehari-hari, juga jajan anak-anak.
Jumlah warung kelontong di dusun saya tidak hanya satu. Jika saya hitung ada sekitar 7 warga yang menjual kebutuhan sehari-hari. Kita tinggal pilih mana yang cocok dengan kebutuhan dan jarak dari rumah.Â
Setiap toko ada kelebihan dan kekurangan yang berbeda, misalnya, di toko Mbak Ria menjual perlengkapan pramuka, jajanan anak yang hampir sama dengan di minimarket. Sementara di toko Mbak Eti tidak tersedia alat pramuka, tetapi menjual banyak kebutuhan rumah tangga dengan harga grosir.
Warung Kelontong dan Minimarket
Pada tahun 2016, di dusun saya berdiri minimarket, tepatnya sebelah warung kelontong milik Mbak Ria. Beda satu rumah dengan ruko yang saya tempati.Â
Kehadiran minimarket sedikitnya memengaruhi warung Mbak Ria dan warung kelontong lainnya. Itulah yang dikhawatirkan paguyuban toko kelontong yang berada di Kelurahan Winongo.Â