Reaksi warga karena Gus Miftah keluar melalui arah itu. Masyarakat mungkin badannya kecil seperti saya dan didominasi kaum emak-emak.Â
Namun, pengawal yang mengawal Gus Miftah badannya besar dan tinggi. Di situ saya terdesak, tetapi dengan luwes saya bisa keluar dari kerumunan dengan aman.Â
Strategi Menjaga Diri saat Terdesak KerumunanÂ
Dari pengalaman itu saya bisa mengambil pelajaran bagaimana kita keluar dari kerumunan, keramaian dengan lancar tanpa menyakiti orang lain dan diri sendiri.Â
1. Â Jangan menyakiti
Berada di kerumunan memang menakutkan. Kita ingin segera keluar dari area itu, sehingga berbagai cara dilakukan, seperti teriak, menjerit, mencakar orang lain.Â
Jangan lakukan itu, menyakiti orang lain saat suasana semua panik akan menambah masalah, walaupun itu tidak sengaja. Bisa jadi orang yang tersakiti akan membalas, sehingga akan saling balas.Â
Kita harus ingat, semua dalam kondisi yang sama. Saling melindungi akan lebih baik.Â
Saat tidak berada dalam kerumunan pun kita berusaha jangan saling menyakiti baik lisan atau tindakan. Jika terjadi segeralah minta maaf dan memaafkan.
 2.  Jangan mendorong
Saat berada dalam kerumunan, selalu ada pihak yang mendorong, entah itu pihak petugas pengamanan atau masyarakat sendiri.Â
Saat seperti itu, kita jangan membalas mendorong, bukan karena takut, tetapi tenaga kita akan habis untuk mendorong orang lain. Jika sudah tidak punya tenaga, kita sendiri akan terkulai dan menjadi bahan injakan orang lain.Â
Caranya ketika berada di antara orang yang saling dorong, kita ikuti ayunan mereka. Mereka mendorong ke depan, badan kita mengikuti, tetapi tetap dengan pertahanan tenaga, pasang kuda-kuda. Kaki pun ikut melangkah sedikit demi sedikit.