Istilah investasi rasanya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Kita mendefinisikannya sebagai tabungan di masa depan. Â
Dalam KBBI (n.d) investasi ialah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Sementara menurut Adam Hayes, 2021, investopedia, investasi adalah aset atau barang yang diperoleh dengan tujuan menghasilkan pendapatan atau apresiasi. Apresiasi mengacu pada peningkatan nilai aset dari waktu ke waktu.
Dijelaskan pula, ketika seorang individu membeli barang sebagai investasi, tujuannya bukan untuk mengonsumsi barang tersebut melainkan untuk menggunakannya di masa depan.
Ada banyak yang bisa diinvestasikan seperti properti, saham, emas, tanah atau aset yang nilainya berkembang. Penyediaan investasi tentu dengan sejumlah uang. Cara setiap orang mengelola keuangan itu berbeda, disesuaikan dengan kepribadian, kebutuhan, dan gaya hidup.
Bagi sebagian warga terutama yang tinggal di pedesaan, cara mereka mengelola keuangan dengan berinvestasi tanah sawah karena mendatangkan banyak keuntungan.
Baca juga: Harga Gabah saat Panen Raya Bervariasi, Berikut Penyebabnya
Risiko dan Keuntungan Investasi Sawah
Investasi berorientasi pada potensi pertumbuhan atau pendapatan di masa depan dan selalu ada tingkat risiko tertentu. Berbeda dengan menabung yang minim risiko.
Seperti yang saya kutip dari investopedia, menabung adalah mengumpulkan uang untuk penggunaan masa depan dan tidak mengandung risiko, jika pun ada sangat rendah. Sedangkan investasi adalah tindakan memanfaatkan uang untuk potensi keuntungan di masa depan dan mengandung beberapa risiko.
Invesatsi sawah pun ada risikonya jika tidak bisa mengelola sawah dengan benar. Risiko menyangkut pengeluaran sejumlah modal hari ini, saat bercocok tanam, waktu, tenaga, uang. Dengan mengambil risiko tersebut harapannya mendapat hasil yang lebih besar di masa depan.
Berikut beberapa keuntungan berinvestasi sawah di desa berdasarkan pengamatan saya dan beberapa sumber :
1. Â Harga sawah semakin naik
Harga sawah jika dijual dari waktu ke waktu semakin naik. Minimal per tahunnya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk satu petak.
Untuk menentukan harga jual, bisa melacak siapa yang membeli atau menjual sawah tahun sebelumnya, lalu tambahkan Rp15 juta.Â
Bisa juga menjual sawah dengan harga tinggi tetapi bukan kepada warga, melainkan kepada proyek untuk perumahan, jalan tol atau perusahaan lain.
2. Â Bisa menghasilkan setiap panen
Dalam satu tahun sawah bisa menghasilkan dua kali tanam padi dan satu kali tanam palawija. Saat ini bahkan bisa tiga kali menghasilkan padi.
Dari hasil panen, tentu akan ada uang masuk yang bisa digunakan sehari-hari atau bisa ditabungkan untuk membeli sawah kembali.Â
Sebagai gambaran, setiap panen dapat menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta dari setiap petaknya.
3. Â Mudah untuk dijual
Pernah ada yang mengatakan menjual tanah sawah itu sulit, membutuhkan waktu lama, harus tawar ke sana kemari.Â
Sulit, jika yang menjual itu tidak berniat menjual, dia pilih-pilih pembeli, pilih-pilih harga paling tinggi.Â
Cara menjual sawah di desa tidak demikian. Ada tata krama dan sopan santun yang harus dijaga agar tidak saling menyakiti.
Cara menjual sawah di desa, pertama tawarkan kepada saudara. Jika mereka tidak berminat membeli, tawarkan kepada pemilik sawah sebelah sawah yang akan kita jual. Jika gagal, tawarkan kepada sahabat, teman dekat. Jika teman tidak berminat, tawarkan kepada tuan tanah.Â
Baca juga: 3 Cara Membayar Upah Buruh Tani di Desa
Tuan tanah di sini seseorang yang sering membeli sawah, tidak pernah menolak karena stok uangnya banyak. Namun, pada umumnya baru ditawarkan kepada tetangga sawah saja sudah laku, karena keuntungan bagi pemilik sawah sebelahnya. Sawah bisa lebar dan mudah dalam penggarapan.
Ada juga yang langsung menjual ke tuan tanah, karena pemilik sekaligus penjual sawah memiliki utang atau sering dibantu keuangan oleh tuan tanah. Bisa juga dengan alasan kecocokan harga. Â
Pada dasarnya warga saling mengerti, bebas saja mau dijual kepada siapa saja.Â
4. Â Investasi paling aman
Sawah adalah aset yang aman dibandingkan investasi lain jika membelinya sesuai prosedur.
Cara membeli sawah yang biasa kita lakukan yakni ada penjual, pembeli, saksi, akta jual beli tanah, sertifikat jika sudah ada.Â
Agar lebih aman, sebaiknya setelah membeli sawah segera balik nama untuk yang bersertifikat. Jika belum ada sertifikat, segera membuat sertifikat, tidak berupa surat jual beli saja.
Agar lebih legal bisa menggunakan jasa notaris dalam jual beli sawah.Â
Harus Diperhatikan Sebelum Berinvestasi Sawah
Investasi sawah tidak sama dengan tanah kosong atau tanah darat yang bisa dibiarkan begitu saja. Tanah sawah harus dirawat, ditanami agar lebih menguntungkan. Untuk itu Adam Hayes, sosiolog ekonomi di Turki menyebutkan modal, uang adalah hal penting dalam pengembangan investasi.
Sementara laman berdesa.com, hal penting dalam investasi sawah adalah investor memahami ilmu pertanian. Dalam hal ini investor bukan berarti harus terjun langsung ke sawah untuk tandur, mencangkul atau bajak sendiri lahannya, jika mampu lebih bagus. Minimal dia mengerti tentang alat-alat sawah, proses pemupukan, cara perawatan dan memantau proses pertanian di lahannya.
Jika sudah merasa dirugikan atau tidak mampu menggarap sawah, pemilik akan menyewakan kepada orang lain. Cara seperti ini lebih aman daripada digarap orang lain dengan bagi hasil, karena dengan bagi hasil ada kecenderungan dibohongi terkait hasil panen, biaya garap sawah.
Selain memiliki pengetahuan juga investor harus memiliki perlengkapan yang diperlukan saat musim tanam, seperti, alat semprot, mesin pompa, selang air, mesin bajak. Itu artinya harus  siap dana awal untuk menggarap sawah.Â
Berinvestasi sawah secara tidak langsung telah menjadi petani.Â
Pada dasarnya ketika akan berinvestasi jenis apa saja, pahami dahulu manfaat dan risikonya, entah itu emas, properti, link, saham dan lain sebagainya.
Terima kasih.
Baca juga 3 Jenis Variatas Padi yang Bisa Ditanam
-- Sri Rohmatiah Djalil --
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H