Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

4 Cara Saya Mengurangi Sampah Plastik, Nomor 4 Jangan Ditiru

22 Februari 2022   09:18 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:06 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan kertas yang digunakan McDonal's untuk mengemas makanan. Foto Sri Rohmatiah 

Saya punya teknik melipat kresek agar tidak menumpuk, yakni dengan melipat segitiga. (lihat gambar)

Cara melipat tas kresek plastik. Foto hasil olah Canva oleh Sri Rohmatiah 
Cara melipat tas kresek plastik. Foto hasil olah Canva oleh Sri Rohmatiah 

4. Membakar dan menimbun sampah

Membakar sampah bagi kami yang di desa menjadi solusi yang tepat untuk menyingkirkan segala jenis sampah rumah tangga. Hal ini, karena lahan belakang rumah yang luas, ada jarak dari rumah saru ke rumah.

Dampak negatif dari membakar sampah tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, membakar sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Bahan yang dibakar seperti sampah plastik, kayu yang dicat akan melepaskan bahan kimia beracun yang mencemari udara. Udara yang tercemar karena asap pembakaran sampah dapat dihirup oleh manusia dan hewan. 

Solusi ini jangan ditiru apalagi rumahnya yang berdempetan, bisa menimbulkan kebakaran. PIlihlah memilah sampah, lalu serahkan kepada petugas yang biasa mengambil sampah untuk dikumpulkan di tempat pembuangan akhir (TPA).

Saya akan membuat lubang khusus sampah berukuran 1 m persegi dengan kedalaman 1 meter. Secara berkala, sampah itu akan dibakar. Setelah lubang sampah penuh, akan menutupnya dan membuat lubang baru. Istilahnya gali lubang tutup lubang, tetapi bukan di bank, hihik.

Silakan langkah mana yang mudah untuk dilaksanakan. Langkah besar kita akan menyelamatkan lingkungan, mari bijak menggunakan plastik.

Baca juga 2 Alasan Petani Enggan Menanam Kedelai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun