Dengan berseragam sering juga mendapat candaan, "Gayana wae seragaman, gaji mah kecil, mana cukup untuk beli baju."
Memang benar, tenaga honor tidak langsung diberi seragam apalagi seragam korpri, seragam cokelat atau seragam yang sama dengan PNS. Kita para PTT hanya disarankan memakai pakaian sopan warna polos.
Pernah dapat seragam 2 kali, tetapi itu pun hanya separuh dari jatah PNS. Kalau pegawai TU PNS dapat 4 meter, honor hanya 2 meter. Kalau yang badannya tinggi besar cukup untuk bawahan saja, karena saya kecil bisa untuk satu setel, itu pun dijahit sendiri, jadi bisa irit.
Dengan gaji sedikit, saya pun mencari solusi agar seragam dan sepatu itu awet. Culun juga sih, tetapi namanya masih bujang dan muda, saya cuek saja.Â
Jika berangkat kerja, seragam dimasukkan ke dalam kresek. Saya hanya memakai baju biasa bersandal  atau sepatu jelek.Â
Kadang juga memakai seragam tetapi hanya roknya saja, atasnya kemeja. Setibanya di kantor baru ganti kostum. Untuk sepatu berhak tinggi atau kerennya high heels sudah  tersimpan di lemari kantor.
Dengan penampilan yang sederhana, sering dikira anak SMA oleh kondektur. Ongkos hanya ditarik 50% dari ongkos umum. Misalnya waktu itu ongkos angkot 500 rupiah, saya sering dapat kembalian 250 rupiah.Â
Gaji honor apa cukup?
Gaji pertama saya pada tahun 1998 sebesar 50 ribu rupiah. Untuk ongkos angkot dari rumah ke kantor sebenarnya cukup.Â
Waktu itu ongkos pulang pergi 2 ribu rupiah, jika dalam 6 hari, biaya ongkos 12 ribu. Ongkos satu bulan berarti 48 ribu rupiah. Itu ongkos saja, selama di kantor jangan jajan, heheh.Â