Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ini Rahasianya Warga Nggembel Tak Khawatir Saat Harga Elpiji Naik

10 Januari 2022   06:33 Diperbarui: 11 Januari 2022   16:23 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompor yang digunakan dengan memakai gas metan. | Foto Dokumentasi pribadi/Sri Rohmatiah

Hampir 200 warga Kelurahan Nggembel tidak merasakan dampak dari kenaikan harga elpiji. Selain pekerjaan mereka bukan pelaku UMKM juga keseharian warga tidak menggunakan gas elpiji.

Mungkin kita menebak, meraka warga awam sehingga masih menggunakan kayu bakar. Ternyata tebakan kita salah.

Seperti yang kita ketahui, di tengah-tengah naiknya harga sejumlah komoditas pangan. Pertamina resmi menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi terhitung tanggal 25 Desember 2021.

Kenaikan itu jelas memengaruhi semua warga, termasuk pelaku UMKM, terutama yang bergerak di bidang kuliner.

Saya ajak teman-teman mengenal, kenapa warga Nggembel tidak merasakan dampak dari kenaikan harga elpiji.

Memasuki Kelurahan Nggembel. | Foto Dokumentasi pribadi/Sri Rohmatiah
Memasuki Kelurahan Nggembel. | Foto Dokumentasi pribadi/Sri Rohmatiah

Fakta warga Kelurahan Nggembel 

Jarak kelurahan Nggembel dari rumah saya tidak terlalu jauh, sekitar 3 km, itu pun hanya melalui satu jalan rengrood.

Kelurahan ini terletak di sebelah selatan tempat pemrosesan akhir (TPA) Winongo. Berada di sebelah gunung sampah, tentu menjadi warga pertama yang terdampak, baik dampak positif atau negatif.

Dampak buruk tentu aroma sampah. Akan tetapi, ketika saya datang ke tempat kerabat jauh, aroma itu tidak menyengat. Atau karena saya memakai masker jadi tidak begitu bau busuk.

Dampak positif tinggal di sebelah pembuangan akhir sampah se-Kota Madiun, yaitu lapangan kerja. Sebagian warga banyak yang bekerja di TPA, entah itu sebagai pemilah sampah atau lainnya.

Menurut kerabat saya, Susi, "Tidak miskin atau kaya, hampir semua warga hari-harinya bekerja di TPA memilah sampah di gunung sampah itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun