Sayang sekali kan. Awal tahun baru harusnya meraup rezeki banyak, malah tutup. Gak apa-apa, ini sebagai pelajaran bagi kita. Jangan abaikan peraturan pemerintah.Â
Baca juga 5Â Kegiatan yang Bisa Dilakukan dalam Menyambut Tahun Baru
Bisa dimaklumi juga sih kenapa sebagian orang tidak bisa move on dari perayaan tahun baru, terutama kembang api.
Ternyata ada sejarahnya, Kawan. Â
Sejarah pesta kembang api di malam tahun baru
Tradisi menyambut tahun baru dengan kembang api sudah ada sejak dulu dan ada kemiripan di seluruh dunia. Hal ini dikatakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays" (Oxford University Press, 2004).Â
"Ini merupakan sebuah periode transisi. Saat saya melihat ke luar jendela, yang saya lihat adalah salju. Yang terburuk adalah ini baru sekadar awalan karena memang musim dingin. Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya seperti dikutip LiveScience.
Konon menyulut kembang api dan menabuh drum sebagai cara untuk mengusir roh jahat dalam konteks menyambut tahun baru.
Bahkan banyak orang memukul-mukul sudut ruangan kamar mereka demi menakut-nakuti makhluk menakutkan yang dianggap bergentayangan di malam hari.
"Apapun (bentuk perayaannya) untuk bikin roh jahatnya takut," ujar Aveni.
Sementara kembang api pertama kali ditemukan oleh bangsa China pada kisaran abad ke-7 kalender Masehi. Penggunaaan kembang api di China pun sebagai ritual mengusir roh jahat.
Menurut Aveni, tradisi pesta kembang api di dunia barat bukan lagi untuk mengusir roh jahat, tetapi untuk hal lain.Â
Apalagi di masa Pandemi, merayakan tahun baru tidak harus dengan pesta kembang api. Kita perbanyak introspeksi, evaluasi diri dan membuat resolusi tahun depan.
Ternyata, membuat resolusi tahun baru sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno.