Seperti dikutip dari detik.com melalui theAsianparent, Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, "Secara teori tiup terompet percikannya menempel di terompet. Kalau anak-anak menghirup terompetnya, secara teori bisa menular,"Â
2. Pesta petasan atau kembang api
Petasan, kembang api, ini sudah menjadi tradisi warga terutama anak-anak. Banyak warga terutama anak kecil menjadi korban petasan, tetapi tidak ada yang jera.Â
Saya pun pernah menyaksikan petasan menimpa atap genteng rumah warga. Kala itu kerabat membawa petasan ukuran besar, tanpa sadar petasan meledak agak jauh dan menimpa rumah seseorang. Tentunya minta ganti rugi.
3. Area memanggang
Perayaan tahun baru di rumah bersama anak-anak, memang mengasyikan apalagi pesta kebun, tetapi hati-hati. Biasanya karena banyak pekerjaan, harus bakar ikan, jagung, anak-anak lepas dari pantauan. Anak-anak ikut serta mendekati area pembakaran.
Dalam hal ini ada kerja sama antara ayah dan ibu. buat pembagian tugas, siapa yang akan membakar makanan atau menjaga anak-anak.
4. Tempat keramaian
Ayah, bunda, tradisi menyambut tahun baru dengan pesta kembang api sudah ada sejak zaman dahulu kala. Setiap kota ada peluncuran kembang api pada saat malam tahun baru. Tidak terkecuali di alun-alun Madiun, seluruh warga dari berbagai daerah tumplek di satu titik hingga jalan-jalan utama pun di tutup.
Selain pesta kembang api, supermarket, tempat rekreasi, kolam renang pun penuh dan ramai. Situasi seperti ini, memicu kecelakaan. Jika bunda terpaksa harus ke tempat keramaian dan mengajak anak, pastikan memegang mereka bila perlu gendong si kecil. Â