Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Cara Mengajarkan Rasa Hormat pada Anak

2 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 2 Desember 2021   09:02 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak marah, foto via Tirto.com

Katakan kepada seluruh anggota keluarga untuk selalu mengucapkan terima kasih, tolong dengan tulus. Hal demikian bisa juga kita jadikan budaya dalam keluarga. Untuk pertama akan tampak canggung. Namun, apa kata pepatah, biasa karena terbiasa.

Kelima, setiap kali anak tidak sopan, berikan umpan balik korektif yang jelas, agar anak tahu kalau tindakannya tidak sopan.

Contohnya, ketika ada tamu datang ke rumah atau kita bertemu dengan teman di tempat umum dan memperkenalkannya kepada anak. si anak tidak membalas salam tersebut bahkan pergi begitu saja. Saat itu mungkin kita membiarkannya karena menghargai tamu kita. Namun, ketika sendiri, bicaralah, beritahu anak kalau tindakannya tidak sopan, tidak menghormati orang lain.

Keenam, latih anak-anak tentang cara menunjukkan rasa hormat.

Biasanya, anak-anak senang dengan main boneka, rumah-rumahan. Saat itulah kita bisa melatih anak dengan main peran. Gunakan beberapa boneka sebagai peran, dan gunakan nada bicara dan bahasa tubuh sebagai contoh. Secara tidak langsung anak akan mempelajari dari permainan itu.

Setiap orang tua mungkin memiliki strategi yang berbeda dalam pengasuhan anak. Sah-sah saja, sejatinya yang memahami karakter anak adalah orang tuanya. Ayah, Bunda bisa menerapkan strategi baru yang dianggap benar. Namun, konsisten memperbaiki perilaku anak sangat penting.

Jika kita tidak tegas dan konsisten memperbaiki perilaku tidak hormat sejak usia dini, kita akan menemukan sikap, perilaku tidak hormat anak semakin buruk.

Jika kita tidak memperbaiki kekasaran pada anak berusia 6 tahun. Kita tidak perlu heran jika kita berurusan dengan sumpah serapah dan bantingan pintu saat mereka berusia 16 tahun.

Mari kita sama-sama mengajarkan sopan santun kepada anak. Dorong mereka oleh perbaikan bertahap, dan jangan menyerah!

Salam bahagia, 

Sri Rohmatiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun