Pandemi telah menghambat pertumbuhan di berbagai sektor, tidak kecuali bidang seni. Banyak pelaku seni mengeluh karena tertutupnya ruang apresiasi, Namun, tidak untuk JDA, Jogya Disability Art.
Jogya Disability Art (JDA),  berdiri pada saat pandemi melanda dunia yakni Februari 2020. JDA merupakan organisasi seni yang mewujudkan partisipasi penuh dan kesamaan disabilitas dalam bidang seni budaya di tingkat nasional atau internasional.
Mengutip dari laman solider.id, Sukri Budi Dharma, akrab dipanggil Mas Butong, mengatakan, "Mereka seolah hanya sebagai pemenuhan wacana dalam bernegara. Di Indonesia masih jarang diadakan agenda seni secara khusus yang melibatkan difabel."
Tidak berlebihan jika Jogya Disability Art yang dipimpin oleh Sukri Budi Dharma, memberi wadah kepada pelaku seni khususnya penyandang disabilitas untuk mengapresiasikan karyanya melalui pameran.
Pameran dengan bertajuk Rima Rupa, dilaksanakan di Galeri RJ Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, pada tanggal 18-30 Oktober 2021. Pembukaan pameran, Jumat 15 Oktober 2021, pukul 15.00 WIB, oleh Yenny Wahid.
Ini kali pertama pameran dilaksanakan di Yogyakarta. Dua tahun berikutnya ada kemungkinan diselenggarakan di negara lain, karena event ini diagendakan satu kali dalam dua tahun.
Rima Rupa
Kata "Rima Rupa" bagi sebagian orang terasa berbeda, tetapi, sangat indah didengar. Kita bisa perhatikan dua kata ini mengandung makna. Rima Rupa, dalam kamus sastra, mengandung arti bentuk, tampak serupa, tetapi bunyinya berlainan.
Mas Butong, sapaan untuk Sukri Budi Dharma, mengatakan bahwa, tema "Rima Rupa" diambil untuk menandai keberagaman dan kebebasan dalam berekspresi secara visual baik pilihan gaya dalam seni rupa, teknik, maupun ide para peserta yang mengikuti pameran.
Seperti halnya sebuah rima, pameran yang berulang dalam keragaman dan kebebasan ini akan berusaha untuk menemukan irama dan keindahannya dalam bahasa rupa.
Keberagaman teknik, gaya, usia, kultur, pendidikan dan disabilitas disatukan dalam satu pameran sebagai bentuk berbagi pengetahuan dalam bidang seni rupa. Pameran bertujuan menjalin satu harmoni dan sinergi ke depan untuk kemajuan bersama melalui jalan berkesenian bagi disabilitas.
Peserta pameran
Peserta pameran bagi para kolektor seni dan perupa, sudah tidak asing lagi. Mereka para perupa yang tidak diragukan lagi karyanya. Berbagai event di Indonesia atau luar negeri sering mereka ikuti, seperti Agus Yusuf, Faisal Rusdi, Anfield Wibowo, Bagaskara, Yuni Daud, Mbah Bowo dan masih banyak lagi pelukis hebat lainnya.