Pandemi telah menjadi bencana dunia dan berdampak pada pendidikan. Tidak hanya pendidikan anak-anak yang berubah secara radikal. Ada juga keadaan-keadaan lain dalam kehidupan kita, salah satunya, banyak orang tua terpaksa kehilangan pekerjaan, ada juga yang bekerja dari rumah.
Orang tua bekerja dari rumah bukan berarti mereka intens berinteraksi dengan anak. Hal ini karena selama pandemi anak-anak tidur lebih lama, terutama pada siang hari. Seperti yang pernah saya dengar ketika orang tua mengeluh,
"Anakku di rumah tidur terus."
"Anakku di rumah main game terus."
Permasalahan baru, ketika menjelang pembelajaran tatap muka, kebiasaan tidur lama masih melekat. Tugas orang tua mengembalikan kebiasaan lama yakni mendorong anak supaya bangun lebih pagi.
Sebelumnya, kita cari fakta dulu, benarkah masa pandemi, anak banyak tidur dan sehat?
Kita masih ingat, sebuah tayangan sempat viral, ada anak yang tertidur saat mengikuti pembelajaran melalui zoom.Â
Ruang zoom kosong sepertinya pernah dialami sebagian guru juga. Di mana yang hadir hanya tujuh orang dari 28 orang, ini terjadi di jenjang SMK dan SMP. Seperti yang pernah diceritakan teman saya yang profesinya guru.
Dalam beberapa kasus, ketika anak-anak belajar dari rumah tidak pergi ke sekolah, pembelajaran lebih fleksibel sehingga banyak peluang untuk tidur. Saat zoom, anak-anak mematikan mikrofon dan kamera, lalu tidur.
Pertanyaannya adalah benarkah anak-anak memanfaatkan peluang untuk tidur?