Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Orangtua Kehilangan "The Power of No" pada Anak, Berikut Strategi yang Bisa Diterapkan

16 September 2021   14:36 Diperbarui: 16 September 2021   21:15 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua yang melarang anaknya | Sumber: Wholeparent via grid.id

Kita bisa menerapkan gaya Hemingway dalam menolak permintaan anak, supaya tidak menyakiti hatinya. Kalimat positif untuk mengganti kata "tidak" akan lebih halus daripada kata "tidak".

Misalnya, "Tidak boleh beli mainan, De!" Ini termasuk kalimat negatif.

Jika diubah ke kalimat positif, kita bisa mengatakan, "Beli mainannya ditunda dulu ya, De!

Ilustrasi orangtua yang memberi penjelasan kepada anaknya | Sumber:  alodokter.com
Ilustrasi orangtua yang memberi penjelasan kepada anaknya | Sumber:  alodokter.com

Kedua, menggunakan penjelasan

Setelah kita memberi kalimat positif, biasanya anak-anak akan terus bertanya, alasan kita melarang. Hindari mantra, "Pokoknya tidak!"

Mantra itu tidak mengandung penjelasan, akibatnya anak akan penasaran bahkan bisa saja melanggar larangan. 

Cara anak melanggar adalah dengan menangis, mengamuk di toko mainan supaya orangtua mengabulkan keinginannya.

Kalimat penjelasan, kita bisa mengatakan manfaat dan dampak buruk dari menumpuk mainan yang diinginkan anak-anak. 

Kita juga bisa menjelaskan alasan mengapa tidak sering membeli mainan. Beli mainan boleh saja, tetapi tidak setiap hari.

Orangtua sebenarnya memiliki naluri bagaimana mendidik, menolak, menyayangi anak-anak dengan cinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun