Menyaksikan situasi kacau, sebagai orang tua mulai tidak sabar.
Apakah sahabat semua pernah mengalami hal serupa? Jika pernah, biasanya akan bicara, "Makanya kalau ada tugas sekolah, segera dikerjakan, biar tidak menumpuk!"Â atau mengatakan, "Baca pelan-pelan, perintahnya, baru kerjakan!"
Bisa juga dengan cepat menawarkan bantuan, "Sini, Mamah bantu menyelesaikan tugasnya!"
Apapun yang kita katakan, biasanya anak akan tetap ngambek, menolak bantuan, tetapi tetap tubuhnya tidak bergerak.Â
Menghadapi anak remaja yang ngambek sangat membingungkan dan menantang. Pengalaman saya ketika anak cowok ngambek karena tugasnya menumpuk, yakni  dengan cara membiarkan dia menangis. Setelah tenang mendengarkan keluhannya, memberinya minum dan makanan, baru jurus terakhir yakni ajak ngobrol.
Baca juga: Mengatasi Emosi Anak Balita Tanpa Ponsel
Ada pendekatan yang direkomendasikan Forrest Talley, Ph.D. , seorang psikolog klinis di Folsom California. Mungkin bisa kita terapkan dalam pengasuhan anak remaja. Saya ringkas menjadi tiga point.
1 Memahami anak-anak
Orang tua tidak suka anaknya mengalami kesulitan yang bisa membuatnya menangis, sehingga sebelum menangis kita segera menyelesaikan masalahnya. Cara seperti ini, secara tidak langsung menahan ekspresi anak. Memahami anak-anak bisa dengan mendengarkan keluhannya, menunjukkan kalau kita peduli dengan masalahnya.
Menunjukkan ekspresi kita, seolah-olah kita mendukungnya, misalnya dengan mengatakan, "Mamah heran, kenapa gurumu memberi tugas begitu banyak."
Dengan menunjukkan kepedulian dan mensejajarkan diri kita dengan anak remaja, akan mengurangi emosi anak.