Dear Diary,
Hari ini, 17 Mei 2021 adalah Hari Buku Nasional. Aku berusaha memutar waktu ke masa lalu perihal buku di masa kecil. Buku pertama yang aku baca adalah buku pelajaran "Ini Budi."
Sekolah di sebuah desa kecil, berbukit, jauh dari kota, tidak ada buku, majalah yang bisa dibaca. Setiap istirahat, aku hanya bisa membaca buku yang tersedia di sekolah. Setiap malam, Bapak dan Mimi itu panggilanku kepada Ibu, sering menceritakan kisah rakyat yang didengar dari orang tuanya dulu. Mungkin sama dengan mendapat warisan kisah.
Buku "Ini Budi" adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar tahun 1980-an. Bagi yang pernah duduk di kelas satu SD tahun 1980-1990, pasti tidak asing lagi dengan buku tersebut. Siti Rahmani Rauf bersama rekannya menyusun buku tersebut dengan metode Strukur Analitik Sintetik (SAS).
Nama tokoh dalam buku yakni Budi dan Ani selalu diingat karena selalu ada di setiap mata pelajaran. Kenapa sih nama Ani dan Budi, bukan Sri? Nama Sri bagi anak SD susah pengucapannya, terutama di huruf R. Kalau Ani dan Budi itu mudah dibaca dan diingat.
Dikutip dari Republika, sejak 2013 nama tokoh fiksi Ani dan Budi sudah tidak dipakai, diganti dengan tokoh fiksi lain. Tujuannya untuk keragaman dan nasionalisme. Jadi nama tokoh bisa diambil dari daerah mana saja, bisa Papua, NTB, Jawa atau wilayah lain.
Kelas 5 SD, aku pindah sekolah ke kota dan rumah menempati rumah Nenek. Sekolah di kota sangat berbeda. Teman-teman memiliki pengetahuan luas.  Memiliki teman satu bangku yang suka baca sangat membantu. Setiap hari Minggu aku  datang ke rumahnya untuk membaca majalah Bobo. Jika membayangkan sekarang rumah temanku itu jaraknya kurang lebih 1,5km dan itu ditempuh dengan jalan kaki.
Kami berdua tak jarang pergi ke perpustakaan yang ada di kecamatan lain dengan jalan kaki. Sebenarnya sudah ada angkutan umum untuk menuju perpustakaan. Namun, namanya anak SD dengan uang jajan terbatas, naik angkutan malah membuang uang. Supaya tidak panas, kebun tebu, sawah, makam sering menjadi jalan tikus.
Banyak buku yang aku baca. Buku petualangan Lima Sekawan menjadi favorit. Buku tersebut menceritakan persahabatan empat orang dan seekor anjing bernama Timmy. Mereka bertualang memecahkan misteri di setiap petualangannya.
Aku bisa mengambil hikmah dari setiap buku yang dibaca. Selain menambah ilmu, buku juga bisa membentuk karakter anak ke depannya.
Sekarang banyak bahan bacaan dari intrenet. Sebagai orang tua, kita harus lebih waspada dan hati-hati. Untuk buku bacaan usia di bawah 7 tahun, kita bisa memilihnya yang sesuai dengan usia anak.
Selamat Hari Buku Nasional, 17 Mei 2021