Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengalami Overthinking? Hentikan dengan Enam Langkah Berikut!

23 Maret 2021   14:50 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay.com

Sahabatku yang berbahagia,

Overthinking, adalah sebuah perilaku yang diakibatkan dari rasa cemas, khawatir terhadap sesuatu yang akan atau belum terjadi. Kita memiliki kecenderungan mengalami yang namanya overthinking atau berpikir lebih, terutama pada saat mengambil keputusan.

Tanpa disadari perilaku overthinking akan mengganggu kesehatan fisik dan mental jika sudah menjadi kebiasaan. Ini bukan sesuatu gangguan mental, tetapi perilaku yang buruk. Sesaat kita bisa mengolah untuk meninggalkan kecemasan itu. Pada kesempatan lain akan terjadi lagi jika tidak berusaha menghentikannya.

Carina Wolff, seorang penulis, psikolog dan pakar kesehatan di New York menuliskannya di laman Bustle, "Jika Anda seorang yang menderita kecemasan dan membuat frustasi. Bahkan jika Anda mampu mengelola kecemasan Anda, biasanya pikiran itu akan muncul lagi. Itulah mengapa penting mengetahui beberapa tips untuk menghentikan diri Anda dari terlalu banyak berpikir. Menemukan kebiasaan baik dan trik mental adalah kunci dalam  mengelola kecemasan dan pikiran yang mengganggu, terutama ketika sering merenung."

Berikut saya rangkum langkah-langkah untuk menghentikan overthinking.

Pertama, tuliskan apa yang dipikirkan

Saya pernah bahkan sering merasa khawatir, cemas dan takut berlebih. Pada awalnya tidak menyadari kalau itu sesuatu yang dapat berakibat buruk. Sebelumnya, rasa khawatir  hanya dibiarkan selesai dengan sendirinya.

Dikutip dari Bustle, "Keep a small notebook and colored pens close by. Write things down. Make a list. Get it out out of your head. Even though it might not make much sense at the time, write it down and take the pressure off your brain."  Ann Dillard, MA, LMFT tells Bustle.

"Dekatkan buku catatan kecil dan pena berwarna," kata terapis Ann Dillard, MA, LMFT kepada Bustle. "Tuliskan semuanya. Buatlah daftar. Keluarkan dari benak Anda. Meskipun mungkin tidak masuk akal pada saat itu, tulislah dan hilangkan tekanan dari otak Anda."

Menuliskan apa saja yang ada di pikiran, luapkan semua dalam tulisan, jangan berpikir tulisan itu bagus atau tidak, menyinggung atau tidak. Setelah puas, biarkan tulisan dalam catatan kita atau laptop. Tiga hari kemudian di saat hati sudah tenang buka kembali catatan kecil itu, sobek dan bakar. Jika kita ingin menyimpannya, editlah, perbaiki kata-kata yang dirasa tidak pantas.

Kedua, Luaskan hubungan sosial

Berpikir berlebihan itu karena kita hanya fokus pada masalah saja. Seakan-akan masalah itu satu-satunya dalam hidup. Memperluas pergaulan akan memperluas pula pola pikir. Melihat dunia luar yang beranekaragam akan meningkatkan kesadaran bahwa masih banyak orang yang lebih bermasalah.

Selain itu dengan berkumpul dalam satu wadah, kita akan menambah saudara, dan berbagi pengetahuan, pengalaman hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun