Kita semua tentu memiliki yang namanya sahabat. Sahabat waktu kecil, sekolah, kuliah, bahkan usia senja kita memilikinya. Sahabat waktu kecil sebagian dari kita mungkin masih terhubung dengan baik. Namun, tak jarang sudah bercerai berai karena kesibukan masing-masing.
Dalam kamus Bahasa Indonesia sahabat diartikan sebagai kawan, teman. Sedangkan dalam kamus bahasa Jepang sahabat atau shinyuu adalah teman dekat yang bisa dipercaya atau diandalkan, teman yang membuat kita nyaman. Teman yang selalu ada, baik di masa sulit atau masa senang. Remaja milenial sering menggunakan dengan bahasa Inggris yakni "best friend".
Walaupun dalam kamus bahasa Indonesia sahabat diartikan sebagai kawan. Dalam praktik keseharian sahabat seperti shinyuu. Kita akan merasa nyaman bercerita apapun karena sudah mengenal karakter lebih jauh daripada teman.
Kenyamanan dan keterbukaan dalam bercerita satu sama lain sering kali sahabat menjadi kerabat. Di lain waktu mungkin tidak bisa bercerita, sahabat pun sama. Sehingga menimbulkan kerenggangan dan konflik. Untuk menjaga jalinan persahabatan tetap sehat dan utuh, setidaknya harus ada batasan yang harus dilakukan.
Keilee Place, Med, LPC, CAC seorang terapis di ruang praktiknya, Shifting Tides Trapeutic Solution di Chaleston SC mengatakan kepada Bustle, "Batasan tidak hanya berguna untuk Anda sendiri, tetapi juga membantu orang lain untuk mengetahui cara terbaik berinteraksi dengan Anda." Dia mengatakan juga, "Penetapan batas sangat penting dalam sebuah hubungan."
"Tanpa batasan ada potensi  kepahitan dan kebencian untuk tumbuh yang menyebabkan perpecahan dalam persahabatan. Persahabatan yang sehat akan menghormati batasan itu," kata Keille Place lagi.
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan dalam sebuah hubungan persahabatan, di antaranya:
Pertama, Menghargai Waktu Satu Sama Lain
Ada tradisi di Indonesia yaitu jam karet. Bagi sebagian orang jam karet bisa dimaklumi, tetapi belum tentu bagi sahabat kita. Dia mungkin seseorang yang sangat sibuk. Meluangkan waktu bertemu dan mendengarkan cerita kita, itu suatu pengorbanan luar biasa. Ketika datang terlambat atau bahkan membatalkan pertemuan di menit-menit terakhir akan membuat jengkel dan menyakitinya.
Untuk alasan pertama, kedua bisa saja dimaklumi, tetapi untuk selanjutnya, tidak yakin sahabat akan toleran dengan kebiasaan buruk kita.
Ketika jadwa pertemuan ditentukan, kita harus dapat menghitung lama perjalanan dari tempat tinggal ke tempat tujuan. Belum lagi harus menghadapi lalu lintas yang macet. Namun, kemacetan, semua orang mengalaminya. Jadi tidak bisa dijadikan alasan yang tepat.
Kedua, Berbahasa yang Baik