Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Self Reward Ala Emak-emak dengan Membuat Buku Solo

6 Maret 2021   15:35 Diperbarui: 6 Maret 2021   19:47 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari hasil tangkap layar kompasiana.com/Cahyadi Takariawan

"It is critical to appreciate yourself and the work that you do. Choose reinforcers that bring you joy and remind yourself that you worked hard to earn them." - Jennifer Guttman Psy.D -

Sahabatku yang budiman,

Apa kabar hari ini? Kata Wisnu Nugroho, editor kompas, menanyakan kabar di masa pandemi terasa basa-basi karena sudah tahu keadaan tentu  tidak baik. Namun, ini benar bukan basa-basi atau omong kosong. Situasi pandemi yang tidak baik telah membawa kita kepada perubahan. Terutama perubahan makin sadarnya menjaga kesehatan.

Pandemi baru saja menginjak usia satu tahun, tentu bukan untuk dirayakan. Satu tahunnya pandemi banyak menyisakan duka dan air mata. Untuk mengurangi duka, kita sempat diharuskan berada di rumah. Bekerja dari rumah, sekolah anak-anak dari rumah.

Walaupun semua dikerjakan dari rumah, kita tidak kehilangan semangat untuk bekerja dan belajar. Namun, Selama satu tahun berada di situasi pandemi, pernahkah memberi hadiah pada diri sendiri? Padahal sudah bekerja dengan gigih, tetapi, ko rasanya tidak menikmati hasil yang kita dapatkan selama ini?

Terkadang timbul pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Setelah bekerja masih tidak bisa menikmati hasil kerja keras. Setiap hari, kita hanya sibuk bekerja. Menumpuk hasil dan mengejar target tanpa sadar kita sudah kehilangan moment besar yang seharusnya didapatkan.

Kebanyakan orang jika telah bekerja akan lupa memberi perhatian pada diri sendiri. Lupa diri kita membutuhkan hadiah. Bukan dari orang lain tetapi dari diri kita sendiri, self reward.

Self reward, hadiah untuk diri sendiri adalah sebuah upaya untuk menghargai diri sendiri. Upaya untuk menguatkan kinerja kita, mengubah hidup kita.  Hal-hal positif yang kita berikan kepada diri dengan menghadirkan stimulus yang memotivasi diri kita atau orang lain untuk lebih baik di masa depan. 

Psikolog, Jennifer Guttman Psy.D menjelaskan, menghargai diri sendiri itu sangat penting,  "It is critical to appreciate yourself and the work that you do. Choose reinforcers that bring you joy and remind yourself that you worked hard to earn them."

Self reward tidak perlu yang mahal, tidak perlu bagus. Kita bisa bertanya pada diri sendiri. Apa hadiah kecil yang pantas kita dapatkan. Orang lain tidak akan mengerti. Kita juga tidak bisa memperlakukan diri sendiri berdasarkan kebiasaan atau hobi orang lain.

Jika menyukai makan malam romantis dengan pasangan sebagai cara self reward, lakukan. Atau jika menyukai olahraga sepeda, bisa membeli bel sepeda yang unik. Dengan cara ini mungkin kita mendapat semangat baru. Pilih hadiah yang penting bagi kita, yang benar-benar disukai. Jangan membeli atau mengikuti kesukaan oranglain karena belum tentu cocok dengan kita.

Sebagai contoh self reward, emak-emak yang tergabung di kelas Menulis Emak Punya Karya yang diasuh oleh Pak Cahyadi Takariawan. Mereka membuat buku solo sebagai bentuk mencintai, menghargai diri sendiri.

Menulis adalah sesuatu yang menyenangkan bagi emak-emak di sela-sela kesibukannya.. Mungkin bagi sebagian orang itu cara yang melelahkan, menambah pekerjaan. Namun, bagi emak-emak yang menyukai menulis, ini cara mereka untuk memberi hadiah dalam hidupnya.

Bercerita pengalaman masa lalu tentang diri sendiri, masa lalu teman. Mak Pepy Salawane. Mak Tatiek, Mak Asih, mengemasnya dalam bentuk cerita fiksi. Kita tahu fiksi adalah bentuk imajinasi yang membawa pembaca untuk masuk ke dalam cerita.

Mak Khuriyatul Ainiyah, Mak Hellen Patraliza, Mak Wydiesti, Mak Warlinah, Mak Ikeu, Mak Leni Cahya menuliskan kisah hidupnya. Dengan menuliskan kisah hidup sendiri. Emak-emak ini telah memberi hadiah yang istimewa.

Mak Herlin Variana, Mak Gusnel, Mak Lusi, Mak Yazura. Mereka menulis buku non fiksi yang tentang keluarga menuju samawa, keluarga sesuai harapan Islam, keluarga ala Rasulullah.

Selain emak-emak yang disebutkan tadi, masih banyak emak lain yang menulis dan menghasilkan buku solo di EPK.

Seperti nama-nama yang telah disebutkan. Aku tentu memberi hadiah pada diri sendiri dengan menulis kisah suami, buku solo yang berjudul "Kalau Berbeda, Lalu Kenapa?" dikemas dalam buku non fiksi. Tujuannya supaya pembaca bisa mendapat inspirasi, motivasi dari kisah suami.

Aku yakin sahabat semua memiliki cara sendiri untuk self reward. 

Salam bahagia

Sri Rohmatiah, 6/3/2021

Bahan bacaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun