Penegasan dari salah seorang coach yang kukenal, sombong artinya membanggakan diri sendiri sembari menjatuhkan orang lain.
Mendapat komentar sombong, aku jadi teringat berita viral di media sosial tentang salah satu soal di buku SD tertulis, "Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk."
"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjarnya banyak," jelas Pak Ganjar kepada Kompas.com 9/2/21.
Diary, aku mengambil sikap seperti Pak Ganjar. Mungkin benar ada orang yang merasa dijatuhkan oleh kata-kata, tindakan aku di grup. Sehingga salah satu teman online berkata aku sombong. Permintaan maaf aku sampaikan kepada anggota grup online jika ada yang tersakiti atau merasa dijatuhkan.
Kita tidak tahu tulisan di chat menggambarkan kebenaran atau hanya sekadar bercanda. Adakalanya orang serius, tetapi kita menganggap sebuah lelucon. Dia bercanda kita menerimanya tegang tingkat tinggi. Bagi anggota grup yang rajin membaca, dia akan datar-datar saja menanggapi kehebohan. Berbeda lagi dengan orang yang terlibat terutama lagi sensi, dia akan peka dalam merespon, dan mengungkapkan perasaannya.
Supaya tidak terjadi salah paham saat chat di grup WhatsApp, perhatikan empat etika :
Pertama, membuat obrolon yang sifatnya umum
Kalau tujuannya hanya untuk ngobrol dengan satu anggota, jangan di grup. Ajak dia ngobrol secara pribadi. Mau panjang hingga puluhan chat juga tidak akan mengganggu teman lainnya.
Biasanya ketika ada yang mengawali obrolan, yang lain menanggapi, ketika masuk tiga orang atau empat orang, ada dua orang yang asyik saling sahut.Â
Teman satunya ikut nimbrung dilewati saja, tidak ditanggapi. Meski hanya lewat chat bukan berhadapan, itu menyakiti orang ketiga yang ingin ikut ngobrol.
Solusi jika dicuekin dalam obrolan di grup; segera menghindar jangan nimbrung lagi antara mereka berdua, dari pada jadi tembok atau radio butut. Mungkin yang sedang asyik ngobrol itu tidak suka dengan kehadiran kita, jangan khawatir di luar sana banyak yang menyukai kita. Edisi percaya diri, hehe ...
Kedua, manfaatkan grup WhatsApp untuk saling berbagi dukungan
Dalam grup, kita bisa meminta pendapat dan dukungan. Meski tidak semua orang memberikan respon, paling tidak ada satu, dua orang yang memberi semangat.Â