Laki-laki itu kembali kepada majikannya meminta gajinya diturunkan menjadi dua dirham.
Lama tidak terdengar kisah laki-laki tersebut.
Kita bisa membayangkan keluarga itu, mati kelaparan dengan penghasilan dua dirham tiap pekannya.
Ternyata salah. Keluarga itu hidup bahagia, istrinya tidak pernah mengeluh dengan penghasilan yang sedikit. Anak-anaknya menjadi anteng. Laki-laki tersebut menjadi lebih giat dalam bekerja.
Laki-laki itu kembali kepada orang bijak dan menanyakan perubahan yang terjadi pada keluarganya.
"Sesungguhnya empat dirham untuk karyawan sepertimu tidaklah sesuai dengan skiil yang kamu miliki. Kemampuanmu dalam bekerja hanya patut dibayar dengan dua dirham saja."
Jadi karyawan ini dengan gaji dua dirham mampu menjadikan epos dalam keluarganya.
Kita bisa seperti karyawan tersebut, menjadikan epos dalam kesehariaan. Sehingga anak-anak kita kelak akan mendapatkan warisan epos.
Orang-orang sukses sekarang, boleh jadi ada campur tangan epos dari orangtuanya. Orangtuanya telah menabung epos sewaktu bekerja dulu. Â
Beliau bekerja dengan giat, dengan kejujuran, tidak mengambil yang bukan haknya. Sehingga tabungan energi positif  mengalir kepada anak-anaknya.
Yuuu kita menabung epos untuk anak-anak kita kelak.
Salam hangat,
Madiun, 16 Februari 2021
Sumber bacaan
Ryan Apriyanto, raih keajaiban hidup dengan epos, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H