Beberapa orang mungkin berpikir sangat aneh berteman dengan mantan, dia telah menyakiti, kenapa harus tetap berteman? Jika hubungan mereka diawali dengan pertemanan yang baik, ada kemungkinan mereka bisa berteman bahkan bersahabat. Atau ada alasan lain yang orang lain tidak mengerti.
Ada kisah anggap saja ini fiksi, tapi sering juga terjadi di kehidupan nyata.
Mungkin ini yang dinamakan cinlok ala artis, ketika kerja bareng dalam sutu proyek, ada benih-benih cinta. Kata orang bijak, "Tresno Jalaran kulino," cinta karena sering bertemu.
Itu juga yang dirasakan Cici kepada teman kerjanya di salah satu kantor. Tiap hari mereka bertemu mengerjakan tugas. Cici pada mulanya merasa takut jika Setia menjelaskan tugas yang harus dikerjakan hari itu. Maklum laki-laki yang bernama Setia lebih senior darinya, senior dalam usia, juga seniar dalam ilmu.
Di mata Cici, Setia adalah seorang laki-laki tegas, disiplin, jutek, tidak ada lembut-lembutnya.
"Mau-maunya punya partner seperti Pak Setia," kata teman ceweknya kala itu.
Namun, Cici terus berusaha menjadi partner yang baik karena dia mengharapkan ilmunya bisa menular.
Berkat kesabaran, Setia lama-lama berubah menjadi lembut terhadap Cici, tidak ada kata-kata memaksa dalam pekerjaan. Usut punya usut, Setia jatuh cinta, cinlok pun terjadi.
Namanya juga cinlok, cinta pada saat dilokasi saja, ketika Cici harus pindah tugas. Cinta Setia pun pindah ke lain hati.
Mendengar Setia menikah dengan rekan kerjanya yang lain, membuat Cici frustasi, sedih.
Aku pernah mendengar quot bagus, Â "Kalau cinta itu tidak bisa dipikir dengan kepala, tapi dengan hati." Mungkin hati Setia tidak terpaut lagi dengan hati Cici. Mungkin Setia bukan type laki-laki yang bisa LDR, Long Distance Relationship. Nama Setia tidak menunjukkan cintanya juga setia.