Setelah diresmikan oleh Wali Kota Madiun 30/12/2020. Patung Merlion ala Singapura menjadi destinasi baru warga sekitar.
Dibangunnya ikon Patung Merlion mendapat reaksi yang berbeda dari warga netizen. Ada yang mempertanyakan mengapa meniru ikon negara lain, sedangkan Madiun sudah memiliki karakter sendiri yakni kota pendekar, kota pecel.
Walaupun ada reaksi pro dan kontra, adanya tempat baru di tengah pandemi, menjadi kebahagian tersendiri bagi warga setempat. Buktinya banyak warga yang menyempatkan singgah untuk swafoto atau duduk di taman. Tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Sebagai warga yang tentu sangat jarang bahkan tidak memikirkan pergi ke Singapura. Keberadaan ikon dari negara lain sangat menyenangkan, apalagi di tengah pandemi. Kita tahu situasi seperti sekarang rawan untuk rekreasi ke luar kota atau ke luar negeri.Â
Dialog tadi pagi dengan putriku.
"Mamah mau ke Patung Merlion, ikut gak?" tanyaku.Â
"Benar, Mah, ko bilangnya mendadak, gak seperti biasanya?" tanya putriku heran.
"Tidak ke Singapura, patung yang di Madiun saja sudah dibuka," ujarku.
Memang bukan tradisiku pergi ke luar kota atau luar negeri mendadak. Paling tidak kami akan membicarakannya tiga bulan sebelumnya. Bahkan waktu ke Eropa enam bulan sebelumnya sudah ada persiapan.
Yang pernah menjadi masalah adalah anak cowok. Waktu kecil takut naik transportasi umum pesawat, kereta, bus, kapal. "Trus bagaimana, masa ke Singapura, Eropa naik mobil?" Kakaknya sering menggoda.
"Kita ajak naik pesawat dekat-dekat saja dulu!" usul Bapaknya.
Pulau Bali adalah pilihan anak cewek.