Cerita fabel sangat bagus dikonsumsi semua lapisan masyarakat, karena memiliki pesan moral yang dapat diajarkan kepada anak-anak. Ada si kancil yang cerdik, burung nuri dengan burung elang, kucing dan anjing. Semua memiliki karakter yang berbeda. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menulis cerita fabel persahabatan tupai dan si burung pipit yang bernama Umpit.
***
Pagi yang sangat cerah di hutan, seekor tupai sedang sibuk mengumpulkan makanan ke dalam lubang pohon. Tiba-tiba datang sekelompok burung pipit yang lucu. Dari mulut mungil terdengar suara nyanyian merdu. Raut muka pipit tampak berseri-seri.
"Ayo kita bernyanyi dan bergoyang, Tupi!" ajak salah satu burung kepada tupai yang sering dipanggil Tupi.
"Kalian saja, aku repot mempersiapkan makanan untuk musim kemarau," sahut Tupi.
"Kita bersenang-senang dulu, Tupi, lagian hutan ini kan banyak makanan!" rayu Umpit, si burung yang paling kecil.
Tupai tidak menghiraukan rayuan Umpit sahabatnya, dia berpikir sebelum kekeringan melanda, dan cadangan makanan habis, menabung makanan akan lebih baik.
Tupai memakai ciutan burung sebagai alarm, ketika burung  berciut itu tanda aman, tetapi jika burung diam, tanda ada predator.Â
Nyanyian Umpit yang merdu menjadi obat lelah tupai. Tiba-tiba ciutan burung berhenti seketika. Tupi sudah paham, akan ada predator menghampiri mereka.
Ternyata benar, burung elang melesat mengahampiri. Semua berhamburan meninggalkan pohon rindang itu.
"Tolong, tolooong ....!" teriak Umpit yang masih kecil. Ternyata kaki burung itu terjepit.
Suara minta tolong tidak dapat didengar teman-temannya. Tupai yang mendengar jeritan sang burung, melompat dengan cepat mendekati Umpit yang kesakitan. Namun nyaris terlambat, burung elang siap memangsa Umpit.