Kehidupan ini selalu menawarkan berbagai macam pilihan, yang semuanya memiliki konsekuensi logis dan imbalan. Ketika kita mengambil keputusan, kita harus siap dengan segala risiko, karena setiap pilihan yang diambil tentu tidak akan berjalan mulus. Masalah demi masalah akan datang silih berganti, dan itu yang akan menentukan kedewasaan, kesuksesan kita mendatang.
Seorang pelajar yang baru lulus SMA, harus menentukan pilihan harus melanjutkan di universitas mana, jurusan apa. Mustahil dia akan mempelajari semua jurusan. Ketika salah satu jurusan sudah tekuni, dia harus siap dengan segala aturan yang ditetapkan universitas. Dia juga harus siap menekuni study yang menjadi pilihannya, itulah kunci kesuksesan.
Untuk menentukan pilihan sekolah, adakalanya orang tua ikut campur memberi pilihan yang tepat. Namun, kita juga harus memperhatikan kemampuan diri, kemampuan orang tua dalam hal biaya.
Ketika memilih sekolah atau kuliah di kota lain, sudah menjadi risiko Anda harus berjauhan dengan orang tua. Kemandirian pun harus segera dilatih. Itulah yang dinamakan konsekuensi logis.
Ketika kita memilih bekerja dan berkarir, kita harus siap bekerja dari pagi hingga sore. Kita harus rela kehilangan waktu bersama teman untuk nongrong di kafe atau nonton film.
Setiap pilihan yang diambil jangan sampai ada penyesalan, karena untuk mencapai kesuksesan, harus ada sesuatu yang dikorbankan. Namun kita hendaknya menakar segala jenis risiko supaya risiko itu memiliki nilai positif bagi diri kita dan keluarga kita.
Meurut KBBI mendefinisikan risiko adalah segala kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Menurut Arthur J. Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar).
Arthur Williams & Richard, M.H berpendapat bahwa risiko merupakan suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.
Berdasarkan definisi risiko dari para ahli, risiko berkaitan dengan hal-hal negatif. Banyak dari kita yang tidak memikirkan tentang manajemen risiko dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menekan dan mengurangi risiko, menurut Sintia Astarina ada lima cara yang harus dilakukan, yaitu