Seorang anak memiliki kemampuan linguistik, tidak datang dengan sendirinya. Orang tua sebagai guru pertama harus mengajarkan sejak dalam kandungan.Â
Baik ayah atau bunda ajarkan janin dengan bahasa cinta, memeluk dan bicara dengan janin melalui perut istri. Languaage arts atau pelajaran bahasa selanjutnya yakni sejak anak menginjak usia sekolah. Fase ini adalah belajar membaca dan menulis.Â
Pada tahap ini prioritaskan kebiasaan baik dalam membaca dan menulis. Sebuah habit of perfect execution selalu melakukan kebiasaan dengan sempurna.Â
Salah satunya menurut Charllote adalah tidak ada teks yang tidak bermutu atau twaddle. Sajian yang bermutu dan bermakna akan terpatri dalam memori anak. Â belajar membaca dan menulis, seorang anak akan memiliki kemampuan berbahasa secara efektif.
Howard Gardner berpendapat, ada enam ciri anak memiliki kecerdasan linguistik;
1. Kaya akan perbendaharaan kata.Â
Anak yang memiiliki kecerdasan linguistic akan banyak kata-kata yang ia kuasai. Karena ia rajin mendengar, dan menyimpannya di dalam otak kiri. Di mana otak kiri berperan menjalankan fungsi berbahasa.
2. Senang diajak berbcerita
Anak yang senang bercerita, alangkah baiknya kita sebagai orang tua menjadi pendengar setia, biarkan anak bercerita tentang apa yang yang ia lihat, ia rasakan. Tidak perlu membantah atau mengelak, cukup mengarahkan mereka dengan baik dan benar.
3. Suka berbicara di depan orang banyak
Berbicara di depan publik, bagi sebagian anak sesuatu hal menakutkan. Namun bagi anak yang memiliki kecerdasan linguistik, itu sesuatu yang menyenangkan dan mudah dilakukan.