Ketika seorang wanita memutuskan hendak menikah, kewajiban terakhir bagi orang tua akan segera dilaksnakan yakni menikahkan putrinya dengan seorang laki-laki shaleh.  Orang tua pun akan mengingatkan putrinya, selain diniatkan ibadah, pemahaman dan keihlasan satu sama lain harus menjadi dasar  dalam pernikahan.
Ajaran-ajaran agama yang dibekali  orang tua untuk para putrinya akan menjadi bekal ketika seorang wanita sudah ada kerelaan untuk menjadi teman hidup seorang calon pemimpin keluarga.
Bagi calon pemimpin keluarga dan permaisuri, memilihlah pasangan yang bertaqwa, sebab jika dia bertaqwa, dia akan mencintaimu karena Allah semata. Jika dia marah karena kesalahanmu, dia tidak akan menyakitimu secara fisik, namun dia akan membimbingmu hingga menemukan jalan yang benar. Membina rumah tangga tidak diperlukan kesempurnaan rupa atau kekuatan harta, namun kekuatan cinta pada Yang Maha Kuasa.
Tahap awal adalah pengenalan, pengenalan hendaknya selalu didampingi saudara, family atau teman. Tahap ini bisa dilakukan untuk mengenal satu sama lain  sebelum masuk ke jenjang pernikahan dan ini disebut taaruf. Taaruf dinilai lebih baik dari pacaran karena tetap menjaga syariat dan etika masyarakat.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi WaSallam bersabda,
"Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya." (HR. Ahmad)
Tahap kedua adalah kesepakatan kedua belah pihak terjadi, yaitu pernikahan, menurut istilah lain adalah  Ijab Qabul. Di situlah wanita mulai mempunyai kewajiban untuk bertaba'ul (pengurusan dan pelayanan) hal ini akan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Untuk para pria yang sudah mengikat perjanjian dengan istri, tahukah Anda apa hak istri Anda?
Untuk para istri, tahukah hak suami atas diri istri syantik itu apa?
"Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat baik," itulah kata-kata Rasulullah ketika mengingatkan kita tentang kewajiban di balik amanah pernikahan, ada yang harus diperjuangkan dalam pernikahan ini. Hati yang menerima, jiwa yang rela, sikap yang menentramkan penuh kasih sayang dan kesabaran untuk berjuang bersama.Â
Menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah adalah dambaan dan impian dalam pernikahan, untuk mencapainya kegoncangan dan ujian selalu datang silih berganti namun atas dasar nilai agama semua itu bisa diselesaikan.