Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Benarkah Bersepeda Hanya Tren di Saat Pandemi Saja?

27 Juli 2020   15:18 Diperbarui: 27 Juli 2020   15:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadikan olahraga sebagai hobi, bukan tren.Doc. Pribadi

Di masa pandemi Covid-19, seluruh kota di Indonesia, bersepeda mulai tren dan menjadi trending topic setiap harinya. Bahkan Pemkot Bandung telah menyediakan peminjaman sepeda bernama Bike On The  Street Everybody Happy (Boseh), ini sangat membantu warga yang ingin olahraga sepeda atau wisata keliling Kota Bandung.

Untuk Kota Madiun, bersepeda bukan pemandangan baru, karena alat transportasi yang satu ini sudah digemari masyarakat sejak dahulu, bahkan sejak kakek buyut. Bagi pelajar SLTP dan SLTA sepeda menjadi alat transportasi utama menuju sekolah sebelum mendapatkan SIM C.

Bagi saya, bersepeda sudah dilakukan sebelum masa pandemi Covid-19, yaitu sejak tahun 2015, selain untuk olahraga, tentunya  mengejar swafoto atau selfi, setelah itu makan atau belanja sebagai buah tangan bagi anak-anak di rumah. Tidak ada yang salah dalam hal ini, selama masih bahagia dan bisa menikmati setiap perputaran pedal dan ban, imun tubuh akan terbentuk.

Imun tubuh juga dipengaruhi tingkat kebahagian. Rasa bahagia akan memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh terutama ke jantung dan otak. Dengan olahraga yang rutin akan menjadi kebiasaan yang menyenangkan tapi menyehatkan. Bahagia itu diawali dari hal-hal yang kecil tapi menyenangkan. Oleh karena itu bersepeda adalah pilihan tepat bagi emak-emak seperti saya.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan saat bersepeda di masa pandemi adalah tetap menggunakan masker walaupun berada di zona hijau. Kendati bersepeda menggunakan masker mengurangi udara yang masuk, kita tetap wajib memperhatikan protocol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Untuk itu, kita harus megukur kemampuan tubuh dan jika saat bersepeda sudah terasa berat, maka intensitas harus diturunkan, maker segera dicopot.

Buatlah olahraga ini hanya untuk happy, jangan terlalu ngoyo, terlihat ngoyo jika ketika mengayuh  sepeda  tidak dapat berbicara dengan baik, maka hentikan sejenak dan beristirahatlah. Yang terpenting adalah kenali diri sendiri.

Jadikan olahraga bukan sebagai tren atau hanya sekedar gaya terbawa arus, pilih jenis olahraga yang sesuai dengan usia dan kesehatan kita, jangan sampai karena malu dengan tren, semua terkesan dipaksakan. Happy, happy, happy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun