Mohon tunggu...
Sri Ramadaningsih
Sri Ramadaningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Artikel pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya Manggot BSF sebagai Bentuk Peduli Pengurangan Sampah Organik

1 September 2021   13:16 Diperbarui: 1 September 2021   13:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Telah kita sadari bersama, bahwa permasalahan di Indonesia salah satunya adalah sampah. Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, dan menjadi sumber/ tempat hidup bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.

Permasalahan tersebut sehingga dapat membuka ide dan inovasi oleh beberapa pengusaha budidaya Maggot BSF dengan proses bioconversi sampah organik. Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon.
Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa.
Fase metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewawa, semuanya memakan waktu 40 sampai 45 hari saja.

Sabtu (7/8) Mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Medan melakukan kunjungan serta pembelajaran di Budidaya Maggot BSF oleh Bapak Kepala Desa Sambirejo Timur, Bapak Joko Susilo, A.md.

Setelah mengikuti beberapa tahun pelatihan, Bapak Joko Susilo, A.md. selaku Kepala Desa Sambirejo Timur, akhirnya membudidayakan Maggot dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan utama ulat dengan proses biokonversi.

Ada banyak manfaat dari Maggot BSF, diantaranya adalah :
1. Mengurangi permasalahan sampah di lingkungan desa.
2. Dapat digunakan sebagai pakan ternak yang super dengan kandungan protein dan nutrisi yang berlimpah.
3. Pemanfaatan sampah organik menjadi sumber protein yang baik untuk bidang peternakan.

Bapak Kepala Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdan memberi harapan agar budidaya ini menjadi contoh bagi masyarakat desa sebagai bentuk peduli lingkungan dan memanfaatkan sumber daya manusia yang kita miliki. Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Tim KKN Desa Sambirejo Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun