Masa-masa kuliah bisa menjadi masa yang menyenangkan sekaligus menegangkan bagi banyak orang. Selama kuliah, sebagian mahasiswa sibuk dengan berbagai aktivitas seperti nongkrong, organisasi, akademik, kerja, dan lain sebagainya. Namun, setelah lulus, mahasiswa sering kali merasa kebingungan dalam menentukan langkah kehidupan selanjutnya.
Rata-rata mahasiswa menempuh studi selama 3-4 tahun, tergantung pada jumlah SKS yang diambil. Setelah lulus dan diwisuda, beberapa memilih untuk bekerja, melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, membuka usaha, atau memiliki rencana lain. Namun, tak jarang setelah lulus, mereka mengalami penyesalan. Apa saja penyesalan tersebut, dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
1. Hanya Berfokus pada Akademik Tanpa Mengembangkan Keterampilan (Skill)
Sebagian mahasiswa berpikir bahwa kuliah adalah tentang mendapatkan IPK tinggi. Akibatnya, mereka hanya berfokus pada akademik tanpa memperhatikan pentingnya mengembangkan keterampilan lain yang relevan di dunia kerja. Mendapatkan IPK tinggi tentu bagus, tetapi tidak cukup. Dunia kerja menuntut lebih dari sekadar nilai akademik.
Saat ini, sudah banyak platform online yang menyediakan pelatihan gratis dan bersertifikat yang bisa kamu manfaatkan untuk mengasah keterampilan. Misalnya, platform seperti Coursera, Skillshare, atau Google Skillshop menawarkan kursus yang dapat menambah poin penting di CV kamu. Jangan sampai kamu menyesal karena merasa tidak memiliki cukup keterampilan ketika memasuki dunia kerja.
2. Tidak Ikut Organisasi dan Menjalin Relasi
Ikut organisasi selama kuliah mungkin bagi sebagian orang dianggap tidak terlalu penting. Padahal, berorganisasi adalah salah satu cara untuk menambah soft skill seperti kepemimpinan, kerja sama tim, dan manajemen waktu. Selain itu, organisasi juga membantu kamu memperluas jaringan (networking), yang sangat penting di dunia kerja.
Berdasarkan data LinkedIn Opportunity Index 2020, 80% lowongan kerja di Indonesia diperoleh melalui jaringan. Banyak mahasiswa mendapatkan pekerjaan bukan dari portal loker, tetapi dari koneksi yang mereka bangun selama kuliah, misalnya melalui organisasi. Jadi, jangan pernah meremehkan pentingnya organisasi dan relasi. Koneksi yang kamu bangun selama kuliah bisa membuka peluang karier yang tidak terduga.
3. Tidak Ikut Kegiatan Magang
Mengapa magang penting ? Karena magang adalah jembatan antara dunia akademik dan dunia kerja. Saat ini, banyak perusahaan yang mensyaratkan pengalaman minimal 1 tahun untuk posisi entry-level. Magang bisa menjadi solusi bagi mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja.
Menurut National Association of Colleges and Employers (NACE), 56% lulusan yang pernah magang mendapatkan tawaran pekerjaan lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak pernah magang. Apalagi, kini banyak perusahaan yang menawarkan program magang secara remote (WFH), sehingga kamu bisa mengisi waktu liburan semester dengan mengikuti kegiatan magang dan menambah pengalaman yang berguna di CV.