komponen abiotik itu memiliki banyak jenisnya. Nah salah satunya adalah Interaksi Siklus Air. Pada interaksi siklus air itu memiliki 5 Proses, yaitu Infiltrasi, Perkolasi, Evaporasi, Kondensi, serta Persitipasi. Pada artikel ini yang akan bu Rahayu bahas adalah Proses Infiltrasi. Yuk kita bahas.. Jangan lupa like, rating, komen, dan share yah...Â
Hai hai para pembaca.. Assalamu'alaikum.. Salam semangat.. Bertemu lagi dengan Bu Rahayu. Interaksi antar ÂA. Pengertian
Proses infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Infiltrasi adalah salah satu komponen penting dalam siklus air, karena memungkinkan air hujan atau irigasi untuk masuk ke dalam tanah dan menjadi bagian dari air tanah.
B. Komponen Abiotik yang Terlibat
Ada 10 komponen Abiotik Yang Terlibat Proses Infiltrasi, antara lain:
1. Tanah
Tanah adalah komponen abiotik yang paling penting dalam proses infiltrasi. Tanah memiliki pori-pori dan celah-celah yang memungkinkan air untuk bergerak ke dalamnya.
2. Air
Air adalah komponen abiotik yang terlibat langsung dalam proses infiltrasi. Air yang jatuh ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah melalui pori-pori dan celah-celah.
3. Batuan
Batuan adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Batuan yang keras dan padat dapat menghambat proses infiltrasi, sedangkan batuan yang berpori dapat memfasilitasi proses infiltrasi.
4. Pasir
Pasir adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Pasir yang berpori dapat memfasilitasi proses infiltrasi, sedangkan pasir yang padat dapat menghambat proses infiltrasi.
5. Debu
Debu adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Debu yang halus dapat mengisi pori-pori tanah dan menghambat proses infiltrasi.
6. Mineral
Mineral adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Mineral yang terkandung dalam tanah dapat mempengaruhi struktur tanah dan proses infiltrasi.
7. Suhu
Suhu adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju infiltrasi, sedangkan suhu yang rendah dapat mengurangi laju infiltrasi.
8. Kelembaban
Kelembaban adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan laju infiltrasi, sedangkan kelembaban yang rendah dapat mengurangi laju infiltrasi.
9. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Tekanan udara yang tinggi dapat meningkatkan laju infiltrasi, sedangkan tekanan udara yang rendah dapat mengurangi laju infiltrasi.
10. Gravitasi
Gravitasi adalah komponen abiotik yang dapat mempengaruhi proses infiltrasi. Gravitasi dapat mempengaruhi arah dan laju aliran air ke dalam tanah.
C.Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi
Faktor yang mempengaruhi infiltrasi dibagi menjadi 4, antara lain:
1.  Kadar air tanah  Jika kadar air tanah sudah tinggi, maka infiltrasi akan berkurang.
2. Â Jenis tanah Tanah dengan tekstur yang kasar dan porositas yang tinggi akan memiliki laju infiltrasi yang lebih cepat.
3. Â Kemiringan lahan Lahan yang miring akan memiliki laju infiltrasi yang lebih lambat karena air akan mengalir ke bawah.
4. Â Vegetasi Tanaman yang memiliki akar yang dalam dan lebar akan membantu meningkatkan laju infiltrasi.
D. Proses Infiltrasi
Proses Infiltrasi dibagi menjadi 4 tahapan, antara lain:
1. Â Air hujan atau irigasi jatuh ke permukaan tanah Air hujan atau irigasi akan jatuh ke permukaan tanah dan membentuk lapisan air yang tipis.
2. Â Air meresap ke dalam tanah Air akan meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah dan celah-celah antara butiran tanah.
3. Â Air bergerak ke bawah Air yang telah meresap ke dalam tanah akan bergerak ke bawah karena gaya gravitasi.
4. Â Air menjadi bagian dari air tanah Air yang telah bergerak ke bawah akan menjadi bagian dari air tanah dan dapat digunakan oleh tanaman.
E. Jenis-Jenis Infiltrasi
Ada 10 jenis infiltrasi, antara lain:
1. Â Infiltrasi Vertikal Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah secara vertikal, yaitu dari permukaan tanah ke bawah.
2. Â Infiltrasi Horizontal Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah secara horizontal, yaitu dari samping ke dalam tanah.
3. Â Infiltrasi Miring Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah secara miring, yaitu dari permukaan tanah ke bawah dengan sudut tertentu.
4. Â Infiltrasi Dalam Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah secara dalam, yaitu ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam.
5. Â Infiltrasi Dangkal Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah secara dangkal, yaitu ke dalam lapisan tanah yang lebih dangkal.
6. Â Infiltrasi Cepat Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah dengan cepat, biasanya karena tanah memiliki porositas yang tinggi.
7. Â Infiltrasi Lambat Infiltrasi yang terjadi ketika air masuk ke dalam tanah dengan lambat, biasanya karena tanah memiliki porositas yang rendah.
8. Â Infiltrasi Gravitasi Infiltrasi yang terjadi karena gaya gravitasi, di mana air masuk ke dalam tanah karena beratnya sendiri.
9. Â Infiltrasi Kapiler Infiltrasi yang terjadi karena gaya kapiler, di mana air masuk ke dalam tanah karena gaya kapiler yang terjadi antara air dan tanah.
10. Â Infiltrasi Kombinasi Infiltrasi yang terjadi karena kombinasi dari beberapa faktor, seperti gaya gravitasi, gaya kapiler, dan lain-lain.
F. Dampak Infiltrasi pada Ekologi Pertanian
Dampak yang ditimbulkan dari proses infiltrasi ada 3 dampak, yaitu:
1. Â Meningkatkan ketersediaan air tanah Infiltrasi dapat meningkatkan ketersediaan air tanah yang dapat digunakan oleh tanaman.
2. Â Mengurangi erosi tanah Infiltrasi dapat mengurangi erosi tanah karena air tidak akan mengalir ke bawah dan membawa tanah.
3. Â Meningkatkan produktivitas tanaman Infiltrasi dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena tanaman dapat memperoleh air yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
1. Brady, N. C. 1990. The Nature and Properties of Soils. New York. Macmillan Publishing Company.
2. Hillel, D. 1971. Soil and Water: Physical Principles and Processes. New York. Academic Press.
3. Sumner, M. E. 2000. Handbook of Soil Science. Boca Raton. CRC Press.
4. Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Philadelphia. W.B. Saunders Company.
5. Gliessman, S. R. 2006. Agroecology: The Dynamics of Productive Farming Systems. Boca Raton. CRC Press.
6. Altieri, M. A. 1995. Agroecology: The Science of Sustainable Agriculture. Boulder. Westview Press.
7. Sutanto, R. 2002. Ekologi Pertanian. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
8. Â Journal of Hydrology. 2010. Volume 383, Issue 1-2, halaman 1-11.
9. Â Soil Science Society of America Journal. 2012. Volume 76, Issue 3, halaman 631-638.
10. Â Agricultural Water Management. 2015. Volume 147, halaman 1-9.
11. Â Journal of Agricultural Science. 2010. Volume 148, Issue 3, halaman 249-258.
12. . Agriculture, Ecosystems & Environment. 2012.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI