Sungguh indah dan bermakna luhur perumpamaan Ki Hajar Dewantara yang mengibaratkan guru sebagai seorang petani yang akan menanam padi (perumpamaan beliau terhadap murid). Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.
Beliau mengibaratkan sekolah sebagai tanah tempat bercocok tanam bagi tumbuh kembang dan kelangsungan hidup padi yang berkualitas. Oleh karena itu, guru harus terus mengupayakan sekolah menjadi tempat nyaman yang menyenangkan, lingkungan yang mampu menjaga, melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik agar budi pekerti murid tumbuh berkembang dengan baik.Â
Murid membutuhkan lingkungan sekolah yang memiliki suasana dan kinerja positif agar mampu membuat kenyamanan dalam belajar serta mengutamakan keselamatan murid.
Lingkungan sekolah yang positif tercermin dari keterlibatan seluruh warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tumbuh suatu kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan baik inilah yang akan menjadi karakter-karakter baik warga sekolah. Muaranya,karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik ini akan membentuk sebuah budaya positif di lingkungan sekolah.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuh kembangkan budaya positif di sekolah. Salah satunya adalah mengupayakan budaya positif ini dengan memulainya dari diri sendiri. Peranan guru sebagai teladan bagi murid-muridnya.Â
Jika guru bekata santun,berperilaku sopan, selalu berfikiran positif dalam bersosialisasi dengan seluruh warga sekolah, mengupayakan keberpihakannya pada murid, dan menghargai dirinya sendiri dengan nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini, murid akan mendapatkan gambaran ideal yang dapat dicontoh dan mendorong mereka untuk berperilaku sama seperti gurunya.Â
Dalam hal ini, guru berpengaruh dalam meresonansikan perkataan, perbuatan, bahkan perilaku dan kebiasaannya.
Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran menaruh perhatian besar mengenai keberpihakannya pada murid. Guru perlu mengimplementasikan filosofi sistem among Ki Hajar Dewantara : Ing ngarsa sung tuladha  (sebagai pemimpin pembelajaran yang kebajikannya patut untuk ditiru), Ing madya mangun karsa (di tengah-tengah guru selalu memberdayakan, menyemangati orang lain membangun kehendak), dan Tut Wuri Handayani (di belakang mampu mendorong, mempengaruhi orang lain selalu tumbuh dan berkembang).
Guru yang secara sadar memahami perannya sebagai seorang pemimpin pembelajaran, berupaya menemukan aset kekuatan dalam lingkup kelas maupun sekolahnya yang akan digunakan membangun budaya positif. Guru juga perlu mengkolaborasikan dan memberdayakan keterlibatan seluruh warga sekolah dalam membangun budaya positif ini agar berjalan secara optimal dan relevan.
Perlu adanya sharing dan penyamaan persepsi dalam sebuah desiminasi budaya positif. Apa harapan dan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam kelas dan sekolahnya.