Jurnalisme merupakan kegiatan membuat berita atau informasi kepada publik atau warga masyarakat (Rondonuwu, 2016:2). Dapat dikatakan bahwa jurnalisme merupakan meliput, menulis, dan menyebarluaskan informasi sekaligus sebagai profesi.
Semakin berkembangnya teknologi dan internet, banyak media yang mulai beralih dari cetak ke digital. Sehingga membawa warna baru dalam perkembangan dunia jurnalisme di Indonesia. Internet memungkinkan para jurnalis bisa membawa para pembaca ke dalam berita melalui penggunaan bersamaan audio, video, gambar, dan tulisan.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi mengubah pola masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi. Menurut We Are Social dalam Databoks, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna internet sebanyak 213 juta per Januari 2023. Jumlah pengguna internet di tanah air naik sebanyak 5,44% dari tahun sebelumnya. Semakin meningkatnya jumlah penggunaan internet di Indonesia, semakin menunjukkan pula bagaimana perubahan yang terjadi dalam era digital.
Bila para pembaca semakin dihantam oleh teknologi dan internet yang maju, di sisi lain para jurnalis merasakan fenomena media online yang diprediksi akan menggantikan media cetak juga berkembang. Lalu apa yang terjadi dengan media cetak yang ada di Indonesia? Konvergensi industri media mengarah pada bentuk yang dikenal dengan komunikasi multimedia.Â
Adopsi teknologi digital oleh perusahaan media massa dalam melahirkan konvergensi media didukung pula oleh faktor tekanan bisnis media massa. Lalu sekarang, para perusahaan media massa berlomba-lomba mengubah sistemnya yang berawal dari media cetak ke dalam media online (Resmadi & Yuliar, 2014:111).
Melihat adanya konvergensi yang terjadi pada perusahaan media di Indonesia, membuat para jurnalis di media menjadi lebih sadar dengan perubahan tersebut. Jurnalis dikenal merupakan profesi untuk orang-orang yang bertugas melaporkan fakta yang terjadi baik di lapangan maupun pernyataan narasumber.Â
Namun, tantangan untuk para jurnalis semakin banyak. Jurnalis pada era digital memiliki tugas yang lebih banyak dari jurnalis konvensional. Berkembangnya media online memiliki karakter multiplatform dan multimedia menuntut jurnalis memiliki banyak kemampuan. Muliawanti (2018:80) pun mengatakan jika jurnalis online dituntut untuk memiliki keterampilan lebih, baik dalam konten visual, maupun penulisan yang dituntut lebih kreatif dan berinovasi. Selain dari segi tulisan, jurnalis juga dituntut kreatif dan berinovasi yang meliputi visual seperti foto dan video.Â
Dilihat dari ragam dan cepatnya bentuk penyajian pesan tersebut, jurnalis tidak boleh mengabaikan kemampuan menelaah dan menganalisis fakta dan tetap menjaga akurasi dari berita yang disajikan.
Salah satu contoh media online yang memiliki multiplatform dan multimedia adalah Republika Online. Teman-teman mungkin pernah mendengar salah satu media tersebut. Dulunya, Republika Online merupakan media cetak (Harian Republika) yang bertransformasi ke media online.Â
Lalu apa saja yang berubah dalam Republika Online? Tidak banyak perubahan yang terjadi, melainkan Republika Online semakin mengembangkan bentuk penyajian pesan yang disampaikan ke audiens. Selain itu, mereka mengembangkan penyajian pesannya ke ranah media sosial serta platform streaming sehingga bisa juga berinteraksi dengan audiens.
Namun, tantangan para jurnalis tersebut dapat dirasakan oleh Republika Online. Seperti yang dikatakan sebelumnya jika berita online disajikan secara cepat, maka jurnalis di Republika Online juga dituntut untuk menulis berita seusai melakukan peliputan dan wawancara narasumber. Jurnalis menjadi terbiasa berpikir cepat, menentukan angle, dan menuliskan informasi yang penting karena berita harus segera tayang.