Mohon tunggu...
Sri Puji Rahayu
Sri Puji Rahayu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pembimbing di Panti Sosial. Menulis untuk belajar dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjaga Perasaan Balita

3 November 2013   10:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Inspirasi  tulisan ini kuperoleh ketika diriku diajak suami untuk bersilaturahmi pada seorang temannya, yang baru saja melahirkan. Disela-sela obrolan kami, ibu tersebut menceritakan bagaimana kecemburuannya anak pertama, ketika sang ibu merawat bayinya. Sebenarnya cerita seperti ini sudah sering aku dengar sebelumnya. Sehingga sudah beberapa orang yang kuamati dalam mengasuh anak-anaknya.


Pada umumnya, seorang ibu akan segera menyuruh anak balita, segera menyingkir, ketika bayinya menangis. Ternyata, hal ini akan membuat si balita itu semakin cemburu, karena khawatir adiknya yang masih bayi mendapat perhatian istimewa, melebihi apa yang pernah ia peroleh. Dan merasa dikalahkan ketika masih sama-sama membutuhkan perhatian dari ibu. Hal tersebut, tentu membuat si balita juga ikut rewel, untuk memperebutkan perhatian ibu.


Untuk itu seorang ibu harus pandai menerima kedatangan balita, meskipun saat itu bayinya sedang menangis. Dan mampu memberi perasaan pada balita, bahwa keberadaannya selalu dibutuhkan. Contohnya:
Ketika bayinya sedang menangis, datanglah si Balita memanggil ibu. Maka si Ibu segera menjawab : “Oh… Selamat dating anakku, kebetulan sekali kamu datang. Dari tadi adik nangis menunggu kamu lho. Kamu, senang, bisa main di luar. Sejak pagi adik di kamar terus bosan lho. Pengin ikut main seperti kakak. E e e masih kecil kok mau ikut kakak.

Ya besok kalau sudah besar seperti kakak. O.. ternyata adiknya pipis, ayo sekarang kakak ambilkan gantinya dulu. Pilihan kakak pasti yang paling disukai adik. Kalau sudah selesai ganti, minum susu dulu ya, seperti kakak dulu. Biar adik cepat besar dan pintar seperti kakak.


Kata-kata ibu tadi, membuat si balita merasa kehadirannya dibutuhkan. Dan ia tahu bahwa apa yang diberikan oleh ibu pada adiknya, seperti apa yang ibu berikan pada si balita waktu ia bayi dulu Dengan mengajak si adik itu meniru kakaknya, membuat si balita itu bangga dan senang, sehingga akan mengurangi kerewelan sang balita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun