Mohon tunggu...
Sri Puji Rahayu
Sri Puji Rahayu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pembimbing di Panti Sosial. Menulis untuk belajar dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pohon Pisang dan Pohon Padi

16 Februari 2014   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pinggir sawah, tumbuh pohon pisang yang cukup subur. Batangnya besar dan kokoh. Sayang dengan kelebihannya itu dia menjadi sombong.

Suatu hari si pohon pisang bicara pada pohon padi. “Hai padi, pohonmu kecil manfaatmu sedikit. Tentu Tuhan akan memberikan  sedikit pahala padamu. Kau perlu perawatan yang baik secara rutin itu sangat merepotkan petani. Lihatlah pohonku yang rindang, menjadi peneduh petani yang merawatmu. Tanpa adanya aku, tentu petani itu akan kepanasan dan kehabisan energi untuk merawatmu. Aku tak perlu banyak perhatian, tapi manfaatku sangat banyak.

1.Buahku dapat dijadikan bermacam-macam bahan olahan.

2.Daunku sangat banyak dibutuhkan untuk membungkus bermacam-macam makanan.

3.Batangku, menolong orang yang kebanjiran untuk menjadi perahu, kemudian dijemur untuk dibuat aneka macam kerajinan.

4.Bonggolku bisa menyembuhkan sakit perut.”

Belum selesai pohon pisang bicara, tiba-tiba hujan abu datang. Pohon padi hanya diam menunduk, setelah abu-abu yang ada didaunnya berjatuhan ia berdiri lagi. Begitu lagi terus berulang-ulang.

Sementara pohon pisang harus mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menahan abu yang ada diatas daunnya. Meski demikian hujan abu yang dibarengi dengan hujan air, membuat beban pohon pisang semakin berat. Maka patahlah pelepahnya satu persatu. Bahkan tak lama kemudian bonggolnya bongkah sehingga pohan pisang itu tak lagi mampu bertahan di tanah basah pinggir sawah dekat sungai. Secara perlahan pohon pisang itu hanyut terbawa air, meninggalkan sang padi yang diam membisu. Pohon pisang itu mati sia-sia, sebelum mampu membalas jasa petani penanammya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun