Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Forgive but Not Forget, Introspeksi bagi Diri Sendiri untuk Lebih Berhati-hati

14 Agustus 2024   13:39 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:45 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Tirto. id 

 

Sebagai manusia biasa tentu kita pernah berbuat salah. Baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. 

Dalam bersosialisasi dan berinteraksi tak jarang kita mengeluarkan kata-kata atau melakukan tindakan yang menyinggung orang lain. Sehingga membuat hatinya tersakiti. Hal tersebut tentu bisa mengganggu hubungan yang telah terjalin. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata. 

Saat kita berinteraksi dengan orang, kita tidak jarang mengucapkan kata-kata yang mungkin menyakiti hati orang lain. Ya meskipun tidak disengaja namun terkadang hal tersebut bisa membekas di hati orang lain. 

Saat melakukan kesalahan biasanya kita langsung meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Namun apakah orang tersebut langsung bisa memaafkan. Sebagian orang pasti bilang memaafkan namun apakah mereka benar-benar bisa melupakan apa yang telah kita perbuat kepada meraka. 

Mungkin kita sendiri juga pernah mengalami hal yang sama di mana kita mengatakan sudah memaafkan namun belum bisa memaafkan apa yang telah diperbuat oleh orang lain. Saya sendiri juga pernah mengalami hal yang sama. Di mana saya bilang memaafkan namun tidak bisa melupakan perbuatan buruk orang lain kepada kita. Lalu bagaimana menyikapi perasaan tersebut? 

Pertama, memberi kesempatan kepada orang yang berbuat salah

Forgive not forget mungkin dialami oleh sebagian banyak orang. Ya termasuk saya sendiri. Saya sendiri merupakan tipe orang yang tidak mudah melupakan kesalahan yang telah dilakukan orang lain. Ya say termasuk tipe yang pendendam. Jadi saya bilang memaafkan namun tetap bisa belum melupakan apa yang telah mereka perbuat. 

Namun bukan berarti saya membenci selamanya. Saya menyadari bahwa setiap orang pasti pernah berbuat salah termasuk saya. Meskipun saya belum bisa melupakan apa yang telah diperbuatnya, namun saya tetap mencoba berhubungan baik atau memberikan kesempatan. Karena saya yakin bahwa manusia tidak lepas dari kekhilafan dan kesalahan. Untuk itu alangkah baiknya memberi kesempatan kepada mereka. 

Toh kita juga pasti pernah melakukan kesalahan juga. Jadi tidak ada salahnya memberikan kesempatan kedua kepada mereka yang berbuat salah. Namun jika orang tersebut berulang kali melakukan kesalahan yang sama alangkah baiknya memabatasi hubungan dengan orang tersebut. Daripada menguras emosi dan perasaan. Karena kesehatan mental kita perlu diperhatikan juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun