Manusia diciptakan dengan rasa yang menjadikan lebih berwarna. Dari rasa timbul berbagai macam peristiwa yang dapat dimaknai dengan cara yang sederhana. Bagaimana caranya menjadikan rasa agar tidak bertindak impulsif, kompulsif dan destruktif? Manifestasi rasa yang dapat dilihat adalah karya.Â
Pramoedya Ananta Toer banyak sekali hasil karyanya yang melegenda. Musisi, pekerja seni dan terkadang seorang pengusaha pun merasa memiliki karyanya yang abadi dalam bentuk perusahaan untuk anak dan cucunya. Warisan karya yang berguna untuk kehidupan kelak. Bahkan karya akan hidup sepanjang masa bila diberikan nyawa didalamnya.Â
Sentuhan rasa didalam karya memberikan perspektif yang berbeda. Karya tersebut bukan hanya menjadi hujan yang membasahi relung hati, tetapi menjadi rintik paling kecil yang menjangkau sudut yang tak pernah tersentuh. Dengan demikian, karya akan menjadi titik yang menerangi bagian gelap. Karena ada sisi gelap kehidupan manusia yang tidak dapat dilihat tanpa bantuan cahaya. Ketika karya telah menjadi penerang bagi yang lainnya, saat itu pula karya berdaya guna. Memberi manfaat baik kepada sesama maupun semesta yang terkasih.Â
Rasa paling peka terhadap rangsangan dari dalam dan luar dari diri. Terkadang, tanpa adanya stimulus apapun, tiba-tiba merasakan seperti ada sentuhan rintik yang menyejukkan atau sentuhan badai yang menghancurkan. Arahkan kondisi tersebut agar lebih produktif dan bermanfaat baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Buatlah sebuah kekuatan dan peluang untuk memunculkan potensi diri yang selama ini terpendam. Ibarat gunung es ditengah lautan, selama ini kesadaran hanya dipermukaan yang terbentuk. Munculkan bagian rasa yang tak terlihat agar bermanfaat.Â
Sama seperti Buku Putri Semesta Parallel yang dituliskan sejak 8-11 Agustus 2021. Buku ini ini ditulis dengan rasa yang mendalam. Bukan imaji yang beraksi tetapi kekuatan rasa untuk menangkap segala bentuk rasa yang ingin diubah menjadi karya. Seperti pergerakan didalam kekuatan diamnya kata. Lincahnya diksi dan pilihan bahasa langit yang membumi. Jadi.. tunggu apalagi? Yuk ubah rasa menjadi karya!Â
Salam,Â
Sri PatmiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H