Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Artikel Sri Patmi: Gali Potensi Kekayaan Negeri Bahari di Rumah Sendiri

2 Januari 2021   11:09 Diperbarui: 2 Januari 2021   11:32 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu ekosistem air yang dapat memberikan penghidupan untuk manusia adalah ikan. Kandungan omega 3 dalam ikan dapat mencegah penyakit jantung, stroke dan darah tinggi. Sekitar 70% permukaan bumi adalah air. Hal ini sudah berarti tempat tinggal terbesar di dunia saat ini tersedia untuk ikan dan biota air lainnya. 

Dengan demikian, ketersediaan ikan sebagai lauk di meja makan seharusnya berlimpah. Namun, kondisi yang terjadi justru sangat miris. Ikan berganti dengan konsumsi makanan yang lain. 

Katanya negeri bahari, tapi warganya rendah untuk mengkonsumsi ikan sebagai sumber nutrisi. Kampanye gemar makan ikan sudah mulai dikumandangkan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan ke seluruh penjuru negeri. Tingkat konsumsi ikan nasional mulai mengalami kenaikan meski belum begitu signifikan. 

Dilansir dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tercatat mulai tahun 2012, konsumsi ikan 33,89 per kapita/tahun. Tahun 2013, 35,21 kg per kapita/tahun. Tahun 2014, 38,14 kg per kapita/tahun. Kenaikan 3,7% tahun 2015 menjadi 41,11 kg per kapita/tahun. Tahun 2016, konsumsi ikan 44,94 kg per kapita/tahun. Tahun 2017, kenaikan terus terjadi menjadi 47,34 kg per kapita/tahun.

Jadi, dari data tersebut, rerata Orang Indonesia mengkonsumsi ikan hanya sekitar 91 gram per hari atau setara dengan 3 kg per bulan. Data terakhir menunjukkan peningkatan signifikan menjadi 133 gram per hari atau setara dengan 4 kg per bulan. Dalam 100 gram ikan lele mengandung 240 Kkal, 14,5 gram lemak, 8,5 gram karbohidrat, dan 17,5 gram protein. Gizi ini dapat membantu manusia untuk menjaga kesehatan mata, jantung, tulang, tiroid dan otak. Sayang sekali jika kandungan gizi tersebut dilewatkan begitu saja. Angka kecukupan 100gram terdapat dalam salah satu ikan yang familiar di Indonesia yaitu lele dengan panjang sekitar 20cm.

Tidak dipungkiri jenis ikan tawar ini adalah ikan yang paling mudah didapat di pasar dengan harga yang sangat terjangkau. Satu kilogram ikan lele berisi sekitar 7 hingga 8 ekor dengan ukuran sekitar 15 sampai 20cm dengan berat 125 gram per ekor, dibandrol dengan harga 16 ribu sampai dengan 25 ribu pada tahun 2020. 

Harga tersebut sesuai dengan jenis ikan lele Sangkuriang, lokal atau Dumbo. Biasanya masing-masing jenis lele tersebut memiliki bobot dan ukuran yang berbeda sehingga dalam 1 kilo ikan bisa berbeda jumlah ikan lele didalamnya. Potensi peningkatan permintaan ikan lele semakin meningkat, produksi ikan lele tumbuh dua kali lipat dari 800 ribu ton pada 2016 menjadi 1,7 juta ton pada 2017.

Pesatnya peningkatan produksi ternak dan budidaya ikan lele menjadi indikasi tersendiri dalam hal agribisnis. Selain dari sudut pandang bisnis, ada sudut pandang lain berupa kebutuhan konsumsi untuk sendiri. Jenis ikan tawar ini mudah untuk dibudidayakan di rumah. Bahkan teknik budidayanya bisa dibarengi dengan tanaman jenis hidrofit atau tanaman air lainnya seperti kangkung. 

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pangan di rumah tangga penuh dengan gizi. Cara budidaya kolam lele sekaligus tanaman hidrofit sangat mudah dilakukan, karena jenis ikan dan tanaman ini mudah didapatkan dan tumbuh di tanah pertiwi ini.

Budidaya lele dapat dilakukan pada kolam dengan ukuran besar untuk produksi lebih dari kadar rumah tangga sendiri. Kolam dapat dibuat menggunakan terpal. 

Untuk sistem budidaya ikan lele, kita dapat menggunakan sistem yang saat ini dikembangkan yaitu budidaya ikan lele sistem bioflok. Sistem bioflok merupakan sistem budidaya ikan lele dengan menumbuhkan mikroorganisme untuk pengolah limbah budidaya itu sendiri. Limbah tersebut dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang sering disebut flok. 

Flok tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele. Untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dipacu dengan cara kultur bakteri non pathogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam. Cara ini sudah banyak dikembangkan oleh Negara maju seperti Jepang dan Australia. Dalam budidaya ikan lele dan kangkung ini, langkah awal yang harus dipersiapkan adalah membuat kolam untuk tempat hidup ikan dan kangkung.

Pembuatan kolam ikan.

Kolam dapat dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat dan ekonomis dengan terpal yang dikukuhkan dengan rangka tulang dari bambu, besi atau hebel. Tiga jenis bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Dari sudut pandang umur pemakaian, besi dan hebel memiliki umur lebih panjang dibanding bambu, biayanya juga cukup mahal. Harga 1 meter kubik hebel adalah 690 ribu. Jenis ukuran hebel beragam, ada yang 7,5cm, 10 cm dll. Untuk pembuatan kolam ikan lele ini, kita dapat menggunakan hebel yang berukuran 7,5cm.

Perhitungan untuk hebel tebal = 7,5cm , tinggi = 20cm, dan panjang = 60cm.

untuk ukuran 7,5cm x 20cm x 60cm

1m3 = 1 : (0,075 x 0,2 x 0,6) = 111 biji

jika harga per m3 misalnya Rp. 690.000

maka harga per biji nya = 615.000 : 111 = Rp 6.216

kebutuhan per m2

1m2 = 1 : (0,2 x 0,6x1) = 8,333 pcs

maka per m2 biayanya = 8,333 x 6.216= Rp. 51.800

1 meter kubik hebel dapat membuat kolam sebesar 13 meter persegi dengan tinggi kolam 100cm, dengan biaya bahan dasar hebel, dan semen hebel dengan merk Mortar Rp. 58.000.

Jika Anda ingin membuat kolam seluas 13 meter persegi, maka dapat menggunakan hebel 1 meter kubik dengan biaya Rp. 690.000 + Rp. 58.000 = Rp. 748.000

Untuk ukuran kolam, anda dapat menyesuaikan dengan lahan yang terlah dipersiapkan. Tetapi jika Anda memang melakukan ternak lele bioflok ini dengan tujuan usaha maka dapat menggunakan kolam yang lebih besar dengan kapasitas produksi yang besar pula. Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah memberikan naungan atau atap pada kolam. 

Hal ini bertujuan untuk menghindari terik sinar matahari langsung dan guyuran air hujan. Terik sinar matahari langsung dan guyuran air hujan perlu anda hindari karena mempengaruhi mutu dari air kolam menjadi tidak layak. Peralatan lain yang perlu adan persiapkan adalah mesin aerator yaitu alat yang digunakan untuk meniupkan oksigen atau udara ke dalam air kolam.


Tahap penebaran dan perawatan ikan lele

Benih ikan lele yang anda gunakan hendaknya berasal dari indukan unggulan atau berasal dari induk yang sama. Benih ikan lele yang sehat dapat anda lihat dari gerakannya yang aktif, warna dan ukurannya yang seragam, organ tubuhnya lengkap, bentuknya proporsional dengan ukuran sekitar 4-7 cm. Setelah Anda melakukan penebaran benih lele pada kolam bioflok makan keesokan harinya tambahkan probiotik dengan dosis 5 ml/m3.

Langkah selanjutnya dalam cara tenak lele bioflok adalah proses perawatan benih ikan lele. Perawatan untuk benih ikan lele dapat Anda lakukan setiap 10 hari sekali. Perawatan dalam cara ternak lele bioflok langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Setiap 10 hari sekali anda bisa memberikan probiotik 5 ml/m3, ragi tempe sebanyak 1 sendok makan/m3, ragi tape 2 butir/m3, dan pada malam harinya anda dapat menambahkan dolmit yang diambil airnya saja sebanyak 200 -- 300 gr//m3
  • Setelah benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih maka perawatan dalam cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap 10 hari sekali masukkan probiotik dengan dosis 5 ml/m3, ragi tape sebanyak 2-3 sendok makan /m3, dan ragi tape 6-8 butir /m3, dan pada malam harinya tambahkan dolomit dengan dosis 200 -- 300 ml//m3 yang diambil airnya saja.
  • Untuk pemberian ragi tempe dan ragi tape terlebih dahulu dilarutkan ke dalam air.

Pemberian pakan pada ternak lele bioflok

  • Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah pemberian pakan. Selama pembesaran pada budidaya lele bioflok perhatikan waktu pemberian pakan dan berikan aerasi setiap harinya.
  • Pemberian pakan pada lele bioflok hendaknya anda kelola dengan baik agar dpaat mencapai produksi ikan lele yang maksimal. Gunakkanlah pakan dengan kualitas yang terbaik dan sesuaikan ukuran pakan yang anda berikan dengan lebar bukaan mulut ikan.
  • Pakan ikan lele dapat anda berikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan dosis pakan 80% dari daya kenyang ikan lele. Cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap seminggu sekali ikan lele bisa anda puasakan dengan tidak memberikan pakan
  • Sebelum anda memberikan pakan sebaiknya difermentasikan terlebih dahulu dengna menggunakan probiotik. Setelah flok/floc terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat anda kurangi sebanyaka 30%.
  • Benih ikan lele tidak bisa langsung ditebar kedalam kolam, tetapi harus dilakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Penebaran benih secara langsung dapat mengakibatkan benih ikan stres bahkan mati.

Cara Menebar Benih Ikan Lele

Diperlukan beberapa teknik serta hal yang harus diperhatikan pada saat menebar benih ikan lele yang baik dan benar agar ikan tidak stres dan mati, yaitu:

  • Masukkan benih kedalam air kolam bersama wadahnya
  • Biarkan selama kurang lebih 15 -- 20 menit untuk menyesuaikan suhu antara suhu air didalam wadah benih dengan suhu air kolam
  • Kemudian wadah benih dimiringkan dan biarkan benih-benih ikan lele keluar dengan sendirinya
  • Taburkan benih ikan lele sesuai dengan kapasitas kolam, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Kepadatan benih permeter persegi idealnya adalah 200 -- 400 ekor

Saat benih ditebar hendaknya kedalaman air kolam tidak lebih dari 40 cm, tujuannya supaya benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan dan bernafas. 

Tinggi kolam lele di bulan pertama adalah 20 cm, bulan kedua 40 cm dan bulan ketiga 80 cm. Usahakan air kolam tidak terlalu dangkal. Ikan lele harus diberi pakan tiga kali sehari yaitu jam 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam. Jenis pakannya sentrat 781-1. Menghitung pakan = 1000: rata-rata 7- 10 (8) jadi seekor 125 gram. Jika bobot lele 7-8 itu 20 gram maka perlu pakan = (125-120) X 1000 ekor x konversi 0,9 = 94,5 kilogram.

Itu jika tingkat kematian 0 persen. Kalau kematian 5 persen maka dikali lagi 0,95 atau sekitar 90 kg.

Selanjutnya kedalaman air kolam ditambah secara bertahap sesuai dengan umur dan ukuran tubuh ikan.

Langkah selanjutnya adalah persiapan bibit kangkung. Media yang dapat digunakan adalah Styrofoam (gabus putih) agar kangkung mengambang diatas kolam, lubangi bagian Styrofoam sebesar lubang aqua gelas sebesar diameter bawah gelas 4 hingga 5cm, meski diameter bagian atas 7cm. Persiapkan bibit kangkung, jika sudah disemai, maka dapat menggunakan arang batok. Tempatkan bibit pada arang dan tutup lagi dengan arang.

Pengaruh sinar matahari sangat berpengaruh untuk pertumbuhan ikan lele dan kangkung. Upayakan untuk membuat peneduh, karena suhu terpal akan semakin panas jika terkena sinar matahari. Tetapi, ikan lele juga membutuhkan panas matahari untuk menghasilkan panas inti dari dalam tubuhnya sendiri. 

Maka dapat disiasati dengan memantulkan cahaya matahari menggunakan cermin pada sekitaran dinding kolam ikan. Cermin ini berfungsi untuk memberikan membawa udara panas masuk kedalam kolam agar tidak terlalu terik masuk kedalam air kolam.

Waktu yang Tepat Penggantian Air Kolam 

Pergantian air pada kolam budi daya lele dapat dilakukan saat muncul beberapa faktor, seperti adanya perilaku tak nyaman dari ikan lele itu sendiri ataupun munculnya bau dan busa pada air. Tujuan penggantian air ini dilakukan untuk menyeimbangkan bakteri yang ada pada kolam guna mencegah terjadinya infeksi penyakit pada ikan.

Cara Pergantian Air

Walau terdengar mudah dilakukan, pergantian air kolam lele juga membutuhkan teknik khusus, sehingga ikan tidak terkena dampak negatif. Setelah itu, anda persiapkan beberapa hal di bawah ini sebelum akhirnya melakukan pergantian air.

  • Puasakan ikan minimal 12 jam sebelum air diganti 
  • Cek kondisi kesehatan ikan, yaitu dengan carra melihat pergerakan ikan 
  • Pergantian air sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari 
  • Ganti air dengan menggunakan air baru yang masih dalam keadaan bersih

Setelah semua persiapan sudah dilakukan, selanjutnya adalah membuang air kolam bagian bawah sebanyak minimal 30% dan maksimal 50% dari total isi kolam. Kemudian, masukkan air baru pada kolam ikan sebanyak yang telah dibuang.

Setelah pergantian air kolam lele berlangsung, maka ikan lele tidak boleh diberi makan terlebih dahulu, setidaknya 1x24 jam setelah pergantian. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya stres pada ikan lele.

Ikan lele dapat dipanen pada saat usia 3-4 bulan dengan ukuran 7 hingga 12cm. Sedangkan kangkung dapat dipanen pada usia 30-40 hari.

Semoga dengan niat baik kita melestarikan dan hidup dengan alam ini dapat menambahkan unsur kebaikan dalam diri. Menjadikan kita sosok yang mulai mencintai alam yang memenuhi kebutuhan perut kita sehari-hari.

Salam,
Pesan dari Semesta

Sumber Referensi :
https://www.minapoli.com/
https://kkp.go.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun