Mohon tunggu...
Sri Nuryanti
Sri Nuryanti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi PKnH Universitas Negeri Yogyakarta\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik Sarat dengan Nilai

14 Mei 2012   12:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bhinneka  Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki kemajemukan dalam hal suku, agama, ras, golongan, budaya, bahasa, seni dan lain sebagainya.  Seni bangsa Indonesia yang bersifat plural (majemuk) menjadikan Indonesia memiliki banyak ragam jenis seni.
Salah satu bentuk dari seni tersebut adalah batik. Batik adalah sebuah kerajinan yang terbuat dari kain yang diberi hiasan berupa motif, warna, ornamen yang dibuat dengan cara di tulis atau di cap. Secara etimologi, kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Secara epistemology, batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian.
Pada saat ini, pakaian batik dapat dikatakan sebagai pakaian formal. Hal ini dapat kita telaah melalui fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat, misalnya lembaga pendidikan formal yang menggunakan pakaian batik sebagai seragam wajib ketika siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar, dalam acara ketatanegaraan tak jarang Presiden RI dan para menteri mengenakan pakaian batik. Contoh satu lagi adalah, ketika ada acara hajatan (mantenan, khitanan), batik dianggap sebagai pakaian yang cocok untuk menyambut para tamu atau untuk menghadiri acara tersebut (dianggap formal dan bentuk penghormatan). Dari fenomena tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada jaman sekarang ini, batik diangkat sebagai sesuatu yang bernilai dan nilai-nilai tersebut dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Untuk lebih lanjut, maka mari kita telaah nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam fenomena batik.
Nilai merupakan harga yang melekat pada sesuatu atau penghargaan terhadap sesuatu yang dapat berupa apa saja, mulai dari manusia baik fisik maupun mental, benda, keadaan, peristiwa dan lain-lain. Ketika seseorang memakai pakaian batik, maka akan terdapat beberapa nilai yang dapat kita amati. Pertama, nilai instrinsik yaitu nilai yang berasal dari dalam diri seseorang, yaitu berupa rasa bangga. Terlebih lagi ketika orang tersebut memakai pakaian batik yang bermotif indah dan halus. Kedua, nilai ekstrinsik, yaitu nilai yang berasal dari luar (lingkungan) yaitu berupa rasa kebangsaan atau nasionalisme. Sudah dijelaskan di atas bahwa batik merupakan budaya nasional bangsa Indonesia jadi dapat pula dikatakan bahwa batik melekat pada diri bangsa Indonesia. Seseorang yang memakai pakaian batik dapat dinilai sebagai seseorang yang memiliki kecintaan dan menjunjung tinggi terhadap budaya bangsa Indonesia. Selain nilai-nilai tersebut, terdapat pula nilai-nilai lain yaitu nilai historis, nilai budaya, nilai filosofis, nilai estetik (keindahan), nilai ekonomis dan nilai ketelatenan.
Nilai historis dapat terlihat dari sejarah eksistensi batik bangsa Indonesia. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Nilai budaya terlihat bahwa batik sekarang ini menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia dan batik merupakan sarana akulturasi budaya. Dari sehelai kain batik akan didapatkan nilai estetik atau keindahan. Hal ini dapat kita liahat dalam sehelai kain dihiasi dengan perpaduan antara motif, ornament, warna, dan corak sehingga akan dihasilkan sebuah karya seni yang juga memiliki nilai manfaat sebagai penutup raga. Adanya nilai manfaat dan nilai estetik dalam sehelai kain batik, menjadikannya memiliki nilai ekonomis. Dimana pengrajin batik (orang  yang membuat kain batik) akan mendapatkan uang atau imbalan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pembuatan batik tersebut dibutuhkan ketelatenan yang luar biasa dari seorang pengrajin batik, maka dapat disimpulkan juga bahwa dalam batik terdapat nilai ketelatenan dilihat dari proses pembuatannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam sehelai kain batik akan menghasilkan beberapa nilai, yaitu nilai instrinsik, nilai ekstrinsik, nilai historis, nilai budaya, nilai filosofis, nilai manfaat, nilai estetik, nilai ekonomis dan nilai ketelatenan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun