Mohon tunggu...
Sri Nurliyanti
Sri Nurliyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Takkan Kapok Berorganisasi

11 Mei 2016   08:37 Diperbarui: 11 Mei 2016   08:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hai perkenalkan namaku Sri Nurliyanti, di keseharian aku biasa di panggil yanti, tapi tak jarang juga aku dipanggil dengan banyak julukan oleh orang-orang terdekat. Alhamdulillah sampai detik ini aku masih beragam islam dan bila diliahat dari nama, tentulah kalian semua sudah bisa menebak bahwa aku ini  seorang perempuan. Kalau dilihat dari nama, kali pasti mengira aku ini orang Jawa, tapi kalian salah. Aku murni keturunan Banjar. Berdasarkan silsilah keluarga ayah dan ibuku semuanya adalah orang Banjar dan itu membuatku menjadi orang Banjar asli, tetapi aku terlahir di kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kenapa begitu? Ayah dan ibuku Arbain M Saleh dan Nurhidayah, dipertemukan lewat sebuah perjodohan.  Ketika mereka berdua akhirnya menikah, ayahku yang saat itu berprofesi sebagai PNS di kota Balikpapan, membawa ibuku ke Balikpapan dan meninggalkan Banjar. Tiga tahun setelah menikah dan hidup bersama, ibuku akhirnya melahirkan kaka perempuanku, lalu selang 5 tahun kemudian giliran aku yang lahir. Ayahku kini telah menjadi pensiunan PNS, kini ia lebih banyak menghabiskan waktu dirumah ketimbang ibuku. Meski Ibu seorang ibu rumah tangga tetapi ia cukup aktif di masyarakat sehingga membuatnya memiliki banyak kegiatan diluar rumah. Terakhir kakaku, ia juga seorang perempuan yang kini tengah menikmati profesinya sebagai sekretaris GM disalah satu perkantoran. Di Balikpapan aku masih tinggal dengan kedua orang tuaku di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan.. 

Usiaku yang kini telah menginjak angka 20, aku memiliki hobi membaca, mulai dari novel fiksi terutama yang bercerita tentang fantasi hingga tulisan-tulisan diinternet. Hobi membacaku berawal dari bujukan kaka kandungku yang merupakan seorang kutu buku. Selanjutnya hobi memasak hasil dari dorongan ibuku yang menilai memasak adalah skill wajib.  Bila dua hobiku ini digabungkan maka jadilah hobi utamaku. Aku bukan seorang bloger makanan tapi aku salah satu pembaca setia blog tentang makanan ataupun akun media sosial yang berhubungan dengan makanan. Aku bisa menghabiskan lebih dari 3 jam hanya untuk membaca tulisan seputar makanan ataupun resep masakan. Hobi-hobi ku itu tidak terlepas dari pengalamanku bersekolah.

Dimulai pada usia 5 tahun aku bergabung di sebuah taman kanak-kanak. Dua tahun bergabung di TK membuat aku menjadi anak yang jauh lebih aktif dari biasanya saat itu, sehingga tak jarang para guru di sana sering kewalahan menanganiku. Pada usia 7 tahun akhirnya aku diterima di sekolah dasar yang terletak tak jauh dari rumahku, SD Negri 035. Di SD ini kakaku juga bersekolah. Selama bersekolah ada banyak kegiatan yang aku ikuti. Mulai dari bergabung digerakan Pramuka, Marcing Band, Club Teater dan terakhir Dokter Cilik.

Semua kegitan yang aku ikuti merupakan rekomendasi wali kelasku yang menganjurkan agar energi berlebihanku disalurkan lewat kegitan tersebut. Wali kelasku tidak salah, energi berlebihanku memang tersalurkan dikegitan-kegitan yang aku ikuti dan menjadikan aku anak lebih tenang.Namun menyeimbangkan anatar kegiatan dan sekolah saat itu sangatlah tidak mudah, sering kali akau ketiduran dikelas karena terlalu lelah. untungnya guru-guruku memahami dan nilaiku bisa di tunjang lewat kegiatan disekolah yang sering aku ikuti. 

Lulus dari sekolah dasar aku melanjutkan ke SMP Negri 7 Balikpapan. Saat itu aku sudah tidak bermasalah lagi dengan energi berlebihanku seperti di sekolah dasar. Hari-hariku di SMP sama seperti teman-temanku yang lainnya, bahakan aku cendrung pemalu diawal tahunku sebagai siswi SMP. Tetapi aku tetap bergabung dengan kegiatan yang ada disekolah. Saat itu aku bergabung dengan club bulu tangkis dan majalah dinding. Menjadi bagian dari salah satu club olahraga di sekolah saat itu terdengar sangat keren jadi aku memutuskan untuk bergabung dengan club bulu tangkis yang menurutku adalah olahraga yang sanggup aku ikuti.

Namun seiring berjalannya waktu aku yang mulai kewalahan dan memutuskan berhenti dari club tersebut. Beda halnya dengan kegiatan majalah dinding sekolah, kegiatannya jauh lebih menyenangkan saat itu. Selain bisa menyalurkan hobi menulis cerita dan menulis hal lainnya, bergabung di majalah dinding menuntutku untuk rajin membaca apapun jenis tulisannya. Sampai-sampai aku rela menyisihkan uang jajanku hanya untuk membeli majalah guna memperoleh lebih banyak informasi, maklum lah saat itu penggunaan internet masih belum semarak sekarang.

Kemudian aku pun lulus dari SMP dan melanjutkan ke SMK. Kali ini aku bersekolah ditempat ayahku bekerja, SMK Negri 1 Balikpapan. Sekolah itu merupakan salah satu sekolah favorit di Balikpapan, aku merasa beruntung bisa menjadi salah satu siswi disana. Maklum saja sekolah kejuruan teknik ini tidak memiliki banyak siswi. Oleh sebab itu aku memilih jurusan IT dengan konsentrasi multimedia, dimana satu kelas terdiri dari dua puluh siswi tanpa ada laki-laki. Awalnya sekolah di SMK terasa begitu berat karena selain harus belajar matapelajaran umum, kami juga dituntut untuk belajar hal-hal yang berkaitan dengan jurusan kami.

Setahun pertama aku masih mencoba menyesuaikan diri dengan alur sekolah. Tapi tetap aku sudah mendaftarkan diri untuk beberapa ekstrakulikuler. Aku resmi bergabung dengan Palang Merah Remaja dan Pramuka pada semester dua. Dua kegiatan tersebut jauh berbeda dengan kegiatan-kegiatanku di sekolah dulu. Berorganisasi di SMK jauh lebih sulit dan dituntut menjadi pribadi yang jauh lebih dewasa. Terlebih aku tergabung di dua organisasi yang sama besarya. Semenjak resmi tergabung aku kerap berpartisipasi dalam lomba-lomba yang diadakan organisasiku, mulai dari tingkat sekolah hingga nasional. Namun nasib saja yang belum berpihak padaku.

Menginjak tiga tahun bersekolah bukannya mengurangi kegiatan, aku dan teman-teman sekelasku justru mendaftarkan diri dalam club majalah sekolah. Tidak jauh berbeda dengan majalah dinding di SMPku dulu. Kegiatannya mulai dari membuat tulisan sampai membuat desain majalah kami lakukan sendiri. Namun seiring berjalan waktu, semakin padat jadwal pelajaran dan praktek kejuruan membuat aku harus mengurangi semua kegitan organisasi. Meski begitu bila ada waktu luang aku tetap menyempatkan diri ikut serta dalam kegiatan ringan di organisasiku. Selama sekolah aku tidak pernah menyesal dengan keputusanku untuk berorganisasi, karena selain menambah kenalan dan memperluas pertemanan, berorganisasi juga bisa menyehatkan jasmani dan rohani. Bagai mana tidak, berorganisasi membuat otak harus berpikir lebih dari biasanya dan jadi lebih aktif.

Kini aku adalah seorang mahasiswi semester 6 di Universitas Mulawarman. Aku memutuskan menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan program studi Ilmu Komunikasi. Sama halnya di sekolah dulu, aku masih belum jera berorganisasi. Sekarang aku terdaftar sebagai anggota di salah satu organisasi mahasiswa yaitu Lembaga Pers Mahasiswa. Bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa membuatku banyak belajar tentang kepenulisan dan arti sebenarnya sebuah organisasi. Bahawa berorganisasi itu bukan tentang berteman dan berkumpul daja, tapi juga bertanggung jawab terhadap amanah dan menjadi orang yang selalu terbuka pemikirannya serta bisa menerima segala sesuatunya dengan hati yang lapang. Bagiku belajar tidaklah cukup di bangku sekolah dan kulaih saja, tapi di manapun kita berada disitu terdapat ilmu yang bisa kita ambil dan terapkan dikehidupan mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun