Pasca lebih dari 50 warga Singapura terinfeksi virus Zika, tiga negara, Australia, Taiwan, dan Korea Selatan telah mengeluarkan travel warning bagi warganya. Ketiga negara menyarankan warganya yang hamil atauyang tengah dalam program kehamilan untuk tidak melakukan perjalanan ke Singapura.
Hal yang paling menakutkan dari virus Zika ini adalah jika virus tersebut menyebar ke ibu hamil, anaknya akan mengalami mikrosefali. Mikrosefali adalah suatu kondisi seorang bayi yang lahir dengan kepala kecil karena otak mereka tidak berkembang sepenuhnya di dalam kandungan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kemenlu, baru mengeluarkan travel advisory untuk warganya. Artinya kita yang mau bepergian ke Singapura mungkin boleh memikirkan. Kalau ternyata bisa ditunda, ditunda dahulu. Travel Advisory jika ditilik hanyalah peringatan untuk mengingatkan masyarakat dan itu hal yang biasa.
Membacavirus zika, mengingatkan pada kisah Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, sahabat Rasulullah SAW.
Di zaman Khalifah 'Umar bin Khathab, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah diutus memimpin tentara muslimin menaklukkan wilayah Syam (Syria). Dia berhasil memperoleh kemenangan demi kemenangan berturut-turut, sehingga seluruh wilayah Syam takluk ke bawah kekuasaannya sejak dari tepi sungai Furat di sebelah Timur sampai ke Asia Kecil di sebelah Utara. Sementara itu, di negeri Syam berjangkit penyakit menular (Tha’un) yang amat berbahaya, yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga korban berjatuhan. Khalifah ‘Umar datang dari Madinah ,sengaja hendak menemui Abu ‘Ubaidah. Tetapi ‘Umar tidak dapat masuk kota karena penyakit yang sedang mengganas itu. Lalu ‘Umarmenulis surat kepada Abu ‘Ubaidah sebagai berikut:
“Saya sangat penting bertemu dengan Saudara. Tetapi saya tidak dapatmenemui Saudara karena wabah penyakit sedang berjangkit dalam kota. Karena itu bila surat ini sampai ke tangan Saudara malam hari,saya harap Saudara berangkat menemui saya di luar kota sebelum Subuh.Dan bila surat ini sampai ke tangan siang hari, saya harap Saudara berangkat sebelum hari petang.”
Setelah surat Khalifah tersebut dibaca Abu ‘Ubaidah, dia berkata, “Saya tahu maksud Amirul Mu’minin memanggil saya. Beliau ingin supaya saya menyingkir dari penyakit yang berbahaya ini.” Lalu dibalasnya surat Khalifah, katanya;
“Ya, Amirul Mu’minin! Saya mengerti maksud Khalifah memanggil saya. Saya berada di tengah-tengah tentara muslimin, sedang bertugas memimpin mereka. Saya tidak ingin meninggalkan mereka dalam bahaya yang mengancam hanya untuk menyelamatkan diri sendiri. Saya tidak ingin berpisah dengan mereka, sehingga Allah memberi keputusan kepada kami semua (selamat atau binasa). Maka bila surat ini sampai ke tanganAnda, ma’afkanlah saya tidak dapat memenuhi permintaan Anda,dan beri izinlah saya untuk tetap tinggal bersama-sama mereka.”
Abu‘Ubaidah bin Jarrah pun syahid.. Di beberapa kisah lain hal serupa terjadi, para sahabat mengingat pesan Rasulullah, “Jikalau kalian mendengar ada wabah tha'un di sesuatu negeri, maka janganlah kalian memasuki negeri itu. Dan jika wabah terjadi di daerah di mana kalian sedang berada di dalamnya, maka jangan keluar dari daerah itu untuk melarikan diri darinya.”
Sungguh sebuah sikap perlindungan yang sempurna. Seandainya peringatan Rasulullah ini menjadi travel warning bagi dunia saat ini, mungkin 20 negara di Afrika dan Asia Pasifik tidak akan menghadapi resiko terpapar zika berdasarkan jumlah penerbangan dari kawasan Amerika dan penduduk yang menghadapi resiko. Para perempuan di Kolombia,Ekuador, El Salvador, dan Jamaika juga tidak perlu menghindari kehamilan.
Wallahualam bishawab.
*Tulisan ini dapat juga dibaca di https://www.islampos.com/virus-zika-dan-travel-warning-ala-rasulullah-saw-302326/