Mohon tunggu...
Sri Mulyono
Sri Mulyono Mohon Tunggu... Politisi - di kantor

bersyukur dalam segala keadaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rakyat: Selalu Ada Keluhan

22 Januari 2014   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku terbarunya berjudul "Selalu Ada Pilihan" di Assembly Hall, Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta, Jumat (17/1/2014), malam. Kemewahan terlihat dari lokasi acara peluncuran buku ini. Bisa tampak dari suasana lokasi peluncuran buku yang menampilkan ornamen-ornamen elegan, mirip ornamen yang ditemukan di acara pernikahan selebritas. Para penjemput tamu juga dipilih perempuan muda cantik menggunakan kebaya ketat. Acara ini dihadiri pengusaha kakap, para diplomat asing, menteri, dan jajaran pejabat tinggi negara lainnya. Dalam siaran pers yang dibagikan ke wartawan, ternyata siang tadi SBY meninjau langsung persiapan akhir peluncuran bukunya. Sepanjang hari ini SBY memang tidak memiliki agenda resmi yang dirilis Biro Pers Kepresidenan.  TRIBUNNEWS.COM., Jumat (17/1/2014). Ternyata Presiden sedang focus dan serius.

Bisa dibilang sangat serius, Presiden SBY mempersiapkan dan merayakan acara peluncuran Buku karyanya. Acara istimewa karena Presiden berharap Bukunya bisa menjadi referensi bagi presiden RI dimasa datang. Saking seriusnya pak Presiden sampai lupa bahwa Jakarta, Menado, dan berbagai tempat lainya di Indonesia sedang diterpa bencana banjir terlebih korban letusan gunung Sinabung yang sudah enam bulan dipengungsian baru akan ditinjau. Saya sendiri belum melihat bukunya hanya membaca dari sumber online. Itupun hanya penggalan kalimat kecil namun menggelitik memori saya sebagai warga biasa untuk mencoba menterjemahkan kalimat dari Bapak Presiden. Misalnya ada kalimat sebagai berikut:

"Sementara itu ada pula yang mengatakan bahwa Ibas sangat bisa dijebak, agar ada pintu masuk untuk memperkarakanya. Alasanya dipanggil saja Ibas oleh KPK, misalnya menjadi saksi siapapun dan untuk kasus apapun, maka runtuhlah sudah kewibawaan saya sebagai Presiden.  Jika Ibas diperiksa maka sejumlah pihak akan mengeksploitasi agar Partai Demokrat juga hancur."Momentum seperti ini akan dieskploitasi untuk sekaligus menghabisi Partai Demokrat hingga benar-benar lenyap dari peredaran," tulis SBY . sumber Aktual.co, Senin (20/1).

Kalimat yang akan mengundang berbagai tafsir.

Dapat dimaknai bahwa sebagai seorang ayah SBY ingin mengatakan sesungguhnya Ibas puteranya adalah orang bersih tetapi ada pihak pihak lain berusaha mencari cari kesalahanya. Bahwa Ibas puteranya hanyalah korban fitnah dan jebakan dari pihak lain. Ada pihak pihak yang menginginkan agar Ibas segera diperiksa KPK.  Disini SBY memposisikan Ibas sebagai korban dan didzalimi.

Dalam kalimat tersebut juga bisa ditafsirkan bahwa, Partai Demokrat terancam hancur dan lenyap karena fitnah yang ditebarkan terhadap Ibas.  Disini  SBY seolah ingin mengatakan bahwa kunci eksistensi partai Demokrat adalah Ibas dan dirinya. SBY berusaha melibatkan Partai Demokrat kepada sosok Ibas dan dirinya. Bahwa “hancurnya Ibas”  adalah hancurnya SBY dan pasti juga hancurnya Demokrat. “Lenyapnya Ibas” berarti “lenyapnya SBY dan partai Demokrat”.  Karena itu seluruh kader Demokrat harus menjaga Ibas dan SBY. Kembali SBY berusaha memposisikan dirinya, Ibas dan Demokrat terancam oleh lawan lawan politiknya. SBY juga berusaha mengatakan bahwa Kedzaliman terhadap Ibas berarti Kedzaliman terhadap SBY dan Demokrat.

Bisa juga dimaknai SBY telah membuat pesan khusus untuk menyelamatkan Ibas. Seolah SBY  mengatakan bahwa jika KPK atau siapapun periksa Ibas maka sesungguhnya dia telah menjatuhkan wibawa presiden. Atau lebih jauh lagi, memeriksa Ibas berarti memeriksa Presiden. Presiden adalah kepala Negara dan kepala Pemerintahan.  Presiden adalah pemangku, pelaksana dan penjaga Lembaga Kepresidenan. Simbol  tertinggi Negara yang sacral dan wajib dihormati oleh siapapun.  Itu bisa ditafsirkan bahwa semua pihak harus menjaga Ibas. SBY telah menyeret lembaga kepresiden dalam diri putera bungsunya Ibas.

Derek Manangka wartawan senior, mantan Pimpinan Redaksi RCTI menafsir “ Dengan SBY menulis pembelaannya kepada Ibas di buku tersebut sejatinya apa yang dilakukan Presiden SBY merupakan sebuah usaha mempengaruhi lembaga anti rasuah itu (KPK). Secara sadar SBY telah menggulirkan opini baru yang sekaligus mengintervensi kewenangan KPK”. Sumber Inilah.com., 21 Januari 2014

SBY dengan tegas menyatakan kekhawatiranya terhadap eksistensi Partai Demokrat. Survey terakhir litbang Kompas menyebut, elektabilitas Partai Demokrat tinggal 7,1 persen. Tentunya ada banyak factor yang menyebabkanya. Menurut saya salah satu factor penyebabnya  adalah seringnya SBY mengeluh. Bapak SBY Presiden RI yang juga ketua Umun partai Demokrat ini setiap kali mengeluh, selalu direspon negative oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa contohnya :

Saat memberikan sambutan dalam acara Temu Kader Partai Demokrat Center (SICC), Bogor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengeluh. Kini, ia mengeluh karena adanya media massa dan media elektronik yang mengolok-olok dirinya dan Partai Demokrat selama dua tahun ini. "Ada televisi dan media massa yang selama dua tahun menelanjangi Partai Demokrat," sumber : Tribunnews.com., (26/10/2013),

Saat memberikan sambutan pada perayaan HUT LKBN Antara ke-76 di Wisma Antara, Presiden SBY kembali mengeluh "Kalau saya ditanya resepnya apa, mungkin tidak ada resep yang ajaib. Mungkin berlaku bagi saya, mungkin belum tentu berlaku bagi bapak dan ibu sekalian," "Ada falsafah, tidak ada orang yang menyepak anjing mati. Jadi, kalau saya disepak, berarti saya masih hidup.Artinya saya masih hidup kalau diserang, dihantam, dicemooh, dihina. Itulah yang mengontrol saya, hati saya, pikiran saya. Omong kosong kalau di antara saudara diserang, dihantam, terus tidak merasa. Mesti ada-lah”. It’s fine.

Setelah terpilih secara aklamasi sebagai ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Hotel Inna Beach, Denpasar, Sabtu (30/3/2013, SBY pun "curhat" di hadapan ratusan peserta. "Saya sadari partai kami dengan keadaan seperti ini, dihadapkan pada situasi tak mudah. Sementara benar-benar tak ketemu opsi lain kecuali saya pimpin sementara. Terus terang bagi saya ini dilematis dan tak mudah meresponsnya. Saudara mungkin tak rasakan apa yang saya rasakan. Hanya saya, istri, dan keluarga yang bisa merasakan. Sejak  mengambil alih wewenang ketua umum Anas Urbaningrum  tanggal 8 Februari 2013 SBY mengaku dilematis. “Sejak itu, saya sudah dikritik, diserang, dikecam banyak kalangan, dan sering amat berlebihan. Berbagai kritik dan serangan antara lain dianggap tak fokus pada pemerintahan dan ingin kekuasaan, yang tak ada di diri saya, ingin atur demokrat, dan lain-lain. Sudah Demokrat susah, ingin konsolidasi dengan Anas, justru saya dapat kritik seperti itu." imbuh SBY. Sumber TRIBUN-MEDAN.com (30/3/2013)

Buku yang dimaksudkan untuk menjawab Kritik Justru mengundang Kritik. Salah satu kritikan disampaikan oleh Derek Manangka wartawan senior dalam tulisanya di Inilah.com., 21 Januari 2014 “ Buku tersebut diluncurkan untuk sebuah pembelaan diri menghadapi berbagai serangan yang terus mengalir ke arah Presiden SBY plus keluarganya. Kendati berisi pembelaan, isinya bermuatan pesan yang kental dengan aroma permusuhan. SBY memusuhi para pengeritik yang nota bene merupakan rakyat Indonesia, rakyatnya sendiri ”. Biasanya sebagaimana beberapa contoh pembelaan SBY adalah berupa Keluhan. Rakyat pun jengah mendengarnya. Rakyat : Selalu Ada Keluhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun