Mohon tunggu...
Sri Mulyono
Sri Mulyono Mohon Tunggu... Politisi - di kantor

bersyukur dalam segala keadaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Denny Indrayana, Masih Ingatkah?

18 Januari 2014   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390032535669338358

[caption id="attachment_316641" align="aligncenter" width="624" caption="Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana./Admin (KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES)"][/caption]

Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana  melakukan sidak ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru, Riau. Merasa dihambat, terjadilah insiden penamparan dan penendangan petugas jaga bernama Darso Sihombing  oleh Denny dan ajudannya. KabarNet , Senin (2 4/2012). Denny tampak begitu serius dan hebat dalam menegakan supremasi Hukum khususnnya kepada Petugas Lapas yang dianggap lamban.

Lain Lubuk lain belalang, Denny yang garang menghadapi petugas lapas ternyata tak bernyali menghadapi terpidana Nazarudin. Ketika sidak di rutan Sukamiskin  ada kejadian aneh sebab, dalam sidak tersebut, ruangan atau kamar terpidana kasus suap Wisma Atlet M Nazaruddin tidak digeledah Denny. Padahal, Nazaruddin sedang dicurigai masih mengendalikan sejumlah perusahaan yang bermodus sama dengan perusahaanya dahulu. Ah..ternyata Denny takut sama Nazarudin. Ada apa?

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyesalkan tindakan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana saat melakukan Inspeksi mendadak (sidak) ke Lapas Sukamiskin beberapa waktu lalu. "Itu kan dia (Denny) ngga buka selnya Nazar. Itu kan Nazar cuma bilang 'eee aku lagi..' Begitu kan? Harusnya dipaksa buka. Kan bisa jadi karena dia (Nazar) sudah tahu, makanya dia pura-pura begitu.Tidak digeledahnya sel mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu, bisa menuai asumsi-asumsi yang lebih mencurigakan lagi. Terlebih sidak tersebut disiarkan langsung oleh salah satu TV swasta.” TRIBUNNEWS.COM, Minggu (21/7/2013).

Mencermati  rekam jejak Denny Indrayana memang unik. Antasari Azhar resmi memimpin KPK pada hari Selasa, 18 Desember 2007. Baru saja sebulan menjadi Ketua KPK. Antasari datang ke Yogya. TVRI Yogya mengadakan talkshow dan beberapa penelpon memuji tekad Antasari memberantas korupsi. Namun, Denny Indrayana yang tampil dalam dialog, dengan wajah dingin, mengatakan tidak. “Meskipun banyak orang memberi apresiasi saya tidak. Anda baru hebat sebagai Ketua KPK kalau anda berani mengungkap korupsi di istana.

Menurut Deny, korupsi di Indonesia adalah tiga pihak: istana, pemegang senjata, dan pengusaha naga. Denny memandang Antasari dengan sinis. Dua bulan kemudian, dalam sebuah acara di Istana, tiba-tiba dia melihat Denny ada di sana.

Berbeda dengan penampilannya di Yogya, Denny nampak gagah memakai baju khas staf istana & sebuah lencana di krah bajunya. Seseorang membisiki Antasari memberitahukan bahwa Denny sudah diangkat jadi staf khusus SBY. Antasari pun menghampiri Denny & menepuk bahunya. “Bung, anda kini sudah di istana. Mudah-mudahan Anda akan mengungkap kalau-kalau ada korupsi di sini” katanya kepada Denny, sambil tertawa. Denny memang punya teori ketika menjadi aktivis anti korupsi di UGM. (sumber : Hexalcomnews)

Reaksi cepat Istana “mengamankan” Denny, mengundang spekulasi persepsi kemungkinan besar tuduhan Denny terhadap Istana benar adanya. Waktu itu Denny adalah pejabat di Universitas Gajah Mada, perguruan tinggi ternama di Indonesia. Tentu saja tidak asal bicara. Saya masih ingat, Denny sering menjadi narasumber utama dalam dialog dialog hukum (korupsi) di Televisi . Denny cukup kredibel dan mendapat apresiasi dari masyarakat.

Opini yang dibangun oleh Denny bahwa istana sarang korupsi menjadi referensi  yang cukup dipercaya.  Sayangnya semua teori hukum dan  tuduhan negative Denny terhadap Istana hanya dipakai sebagai alat atau anak tangga bargaining position. Dengan mulus dan rasa bungah Denny menuju sarang koruptor, menjadi bagian dari “Koruptor”.

Di sarang Koruptor, Denny nampaknya memperoleh segalanya. Tahta, harta mungkin juga wanita, trio sempurna cita-cita dunia. Alih alih Denny berbicara soal korupsi di Istana, dia tenggelam dalam buaian kenyamanan dan kemakmuran tempat yang dulu pernah dihujatnya itu.

Patut diduga Denny berpesta pora dengan para koruptor di istana. Periode kedua Pemerintahan SBY, Denny diangkat menjadi Wakil Menterti Hukum dan Ham setelah melalui proses dramatis perubahan Kepres Wakil Menteri. Kini jari telunjuk Deny berubah arah. Pada 18 Agustus 1012, Denny bikin heboh akibat kicauannya di Twitter.

Diantaranya @DennyIndrayana menyebut.

"Saya pernah advokat, menolak klien kasus korupsi. Sudah sewajibnya #Advokat Koruptor adalah Koruptor. Penerima bayaran dari hasil Korupsi#"

Lalu : "Banyak kok advokat hebat yg menolak kasus korupsi. #Advokat Koruptor adalah Koruptor. Penerima bayaran dari hasil Korupsi#"

Amir Syamsudin Menteri Hukum dan HAM, atasan Denny Indrayana merasa terpukul dengan pernyataan Denny. Amir Syamsudin adalah pengacara  Koruptor pengemplang BLBI yang bernilai ratusan trilyun. Amir menyambar bahwa  kicauan Denny bersifat pribadi bukan sebagai Wakil Menteri. Memang aneh negeri Indonesia ini. Jika ada perkataan atau tindakan pejabat bagus diklaim sebagai  tindakan yang mewakili Pemerintah, tapi sebaliknya jika ada perkataan dan tindakan yang tidak menguntungkan maka dikatakan sebagai tindakan pribadi. Padahal semua aktivitas pejabat Negara dibiayai dengan uang Negara.

Pernyataan Denny bahwa Istana sarang Korupsi diamini oleh mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Amien Rais mengatakan, sumber korupsi di Indonesia berada di istana."Saya mempelajari ilmu politik, ilmu sosial bertahun-tahun itu, saya yakin sekali bahwa pusat korupsi berada di jantung kekuasaan. Jantung kekuasaan adalah istana. Istana bukan bagian dari solusi, istana adalah bagian dari masalah korupsi. DPR juga dekat-dekat dengan jantung kekuasaan, jadi harus diurus juga. Kalau nggak pernah sampai ke jantung, ya penyelesaiannya nggak akan jauh juga," KOMPAS.COM., Jumat, 11 April 2008

Denny telah mengatakan Istana adalah sarang korupsi dan sudah  selama delapan tahun dia bergabung di istana ? apakah dia berani mengatakan dirinya telah menerima dan menikmati sesuatu dari hasil korupsi ? ah tentu tidak, lebih baik Denny menuding “Advokat Koruptor” atau pihak lain. Memutar lidah bukanlah hal sulit ditambah ingatan rakyat Indonesia yang mudah  melupakan. Mecermati  rekam jejak Denny, saya menduga pernyataanya mengenai Advokat Koruptor kemungkinan besar dirinya ingin menjadi advokatnya para koruptor. Sebagaimana dulu dia menghujat istana dan kemudian menjadi bagian dari istana.

Istana,  sudah empat tahun belakangan ini diterpa issue maut tentang keterlibatanya dalam berbagai skandal korupsi. Ada nama Edhie Baskara Yudhoyono dalam Kesaksian dan BAP Yulianis. Ada Sengman dan Bunda Putri penuh misteri. Ada Hambalang yang melibatkan Bu Pur, Widodo WS (sepupu SBY), Sudi Silalahi, Andi Malarangeng (tersangka). Ada Century Gate yang diduga melibatkan Wakil Presiden Boediono, Sri Mulyani (mantan Menkeu) bahkan Presiden RI SBY. KPK tertatih menghadapi Istana, maju mundur dan mundur.

Alangkah indahnya jika   Denny Indrayana, Wamenkum dan Ham Republik Indonesia memutar  kembali ingatanya kemudian  mengarahkan jari telunjuknya kepada dirinya sendiri dan mengatakan kepada Abraham Samad sebagaimana yang dia pernah katakan terhadap Antasari Azhar ketika di Yogya “tidak, “Meskipun banyak orang memberi apresiasi, saya tidak. Anda baru hebat sebagai Ketua KPK kalau anda berani mengungkap korupsi di istana. Prettt!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun