Ledok amprong merupakan tempat wisata yang berada di gubugklakah, kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Â Beberapa tokoh masyarakat telah berinisiatif membuka usaha wisata alam yang menarik! Salah satu contoh yang menonjol adalah Tubing, sebuah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman seru dan berkesan bagi pengunjungnya.
Ledok amprong, tempat yang dikunjungi dengan jalan penuh bebatuan, dan tanjakan. Jika dimusim hujan pun, jalanannya akan becek sehingga harus berhati-hati ini adalah hasil inovasi dari karang taruna setempat, yang berawal dari ide beberapa pemuda yang ingin memanfaatkan kekayaan alam desa gubugklakah. Dengan menciptakan Wahana wisata yang unik dan berkesan, mereka melihat potensi wisata alam yang sangat indah di Ledok amprong.Â
Mereka memutuskan untuk mengembangkan konsep wisata Tubing yang menggunakan ban karet sebagai alat transportasi. Selain itu, juga ada beberapa wahana yang bisa digunakan seperti Camping bagi siswa-siswa Pramuka ataupun mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan outbound. Area camping ground yang cukup luas, berada di samping Sungai berbatu dengan air yang sangat jernih membuat pengunjung ingin berlama-lama bermain air.
Bapak Nunung selaku pengelola ledok amprong menjelaskan bahwa dulu tempat tersebut merupakan lahan aktif yang digunakan oleh warga sekitar untuk menanam jagung dan kopi. Namun, dengan potensi alam yang sangat indah mereka pun menjadikannya tempat wisata. Ledok amprong juga  tersedia fasilitas seperti Musholla, camping ground, toilet, area parkir, Gedung Pertemuan, dan tiket masuknya pun hanya 5.000.Â
Namun, jika ingin berkemah wisatawan hanya perlu membayar tiket 25.000 untuk semua fasilitas. Nah untuk mencoba Wahana lainnya seperti  Tubing  pengunjung hanya perlu membayar 65.000/orang, dengan jarak 800-900m (45 menit). Kemudian kegiatan outbound sekitar 50.000 an keatas dan camping sekitar 120.000-170.000 sudah dapat snack, kopi, listrik, dan toilet.Â
Beliau juga menjelaskan bahwa dana awal yang digunakan untuk mengelola ledok amprong berasal dari iuran pribadi anggota pengelola. Selain itu, untuk alat-alat yang dibutuhkan sebagai wahana mereka dapatkan dari bantuan pihak UGM. Barulah setelah itu mereka mendapatkan dana dari pihak pemerintah setempat.
Dari sepenggal inspirasi para tokoh penggagas ledok amprong, dapat dipetik pemahaman bahwa jika memiliki potensi alam yang indah dan memungkinkan sebagai tempat wisata, maka kembangkan lah potensi tersebut sebagai tempat wisata yang indah dan menarik minat pengunjung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H