Mohon tunggu...
Sri Miarsih
Sri Miarsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Pakis

1997-2004: Guru di SMP N 1 Bantur 2005--saat ini : Guru di SMP N 1 Pakis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kartini, Dulu dan Masa Kini

20 Maret 2022   19:56 Diperbarui: 20 Maret 2022   19:59 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang R.A Kartini, pastinya kita semua ingat pada  bulan April, tepatnya tanggal 21. Yup, benar sekali. Tanggal 21 April adalah hari lahir dari sosok perempuan Indonesia (tepatnya perempuan Jawa), yang mempunyai cara pandang yang luas berbeda dengan perempuan kebanyakan di Indonesia pada waktu itu. Salah satu pejuang perempuan yang mewarnai sejarah bangsa Indonesia. Dialah Raden Ajeng Kartini yang biasa dipanggil Kartini. Mengingat pada masanya, Kartini lah yang berjuang membuat derajat kaum perempuan setara dengan kaum laki-laki (Persamaan gender).

Walaupun  R.A Kartini berasal dari golongan keluarga yang terhormat dan terpelajar, tetap tidak menyurutkan niatnya yang luhur untuk memperbaiki nasib perempuan pribumi yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan  layak. Menurutnya, hal ini sangat menghambat kemajuan perempuan pribumi pada saat itu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, R.A Kartini mampu mengubah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Dan, hasil perjuangan R.A Kartini sangat dirasakan sampai sekarang. Dapat kita lihat kaum perempuan Indonesia saat ini, dapat disejajarkan dengan kaum laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Semangat yang dimiliki R.A Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, di era modern sekarang ini, tertanam di setiap relung hati perempuan Indonesia. Hal ini membuat perempuan Indonesia zaman sekarang atau sebut saja Kartini masa kini, memiliki prestasi yang tidak bisa dihitung lagi dalam berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, teknologi maupun sosial. Boleh dikatakan bahwa R.A Kartinilah perintis perjuangan kesetaraan gender atau persamaan derajat antara kaum laki-laki dan kaum perempuan.

Di era digital seperti sekarang ini, kita dituntut untuk memiliki kreativitas tanpa batas dan harus selalu berinovasi,  berprestasi tiada henti. Di tengah kemajuan teknologi, laki-laki dan perempuan bisa berdiri sejajar untuk meraih cita-cita menyongsong masa depan gemilang. Bersaing secara sehat untuk berprestasi , dengan beragam aktivitas positif terutama bagi para perempuan Indonesia, agar hidup tidak sia-sia. Perempuan saat ini harus merasa percaya diri bahwa dirinya mempunyai status dan kemampuan yang setara dengan laki-laki, bahkan harus memahami bahwa dirinya dengan tugas kodratnya mempunyai hak yang lebih daripada laki-laki. Karena itu di era modern ini tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dapat dilakukan oleh perempuan.Semua bisa dilakukan asal ada niat, dan ada kemauan untuk maju.

Ingat nggak dulu ketika masih duduk di Sekolah Dasar?. Di setiap tanggal 21 April semua murid perempuan wajib mengenakan kebaya dan kain , juga memakai sanggul, seperti Kartini di waktu muda. Guru perempuannya juga sama, memakai kain, kebaya dan sanggul. Kemudian dilaksanakan upacara. Semua petugas upacara yang ditunjuk adalah anak perempuan. Betapa senangnya saat itu. Sampai-sampai anak-anak perempuan  yang sudah berdandan ala Kartini, tidak mau makan karena takut warna merah atau lipstick di bibirnya hilang. Ini yang membuat lucu dan menjadi bahan tertawaan, pada saat itu. Barulah menyadari sekarang, bahwa hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengenang dan menghormati jerih payah dan perjuangan R.A Kartini yang dengan tulus ikhlas  membela kaum perempuan pribumi agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak serta memiliki kedudukan yang sejajar dengan kaum laki-laki.

 Kartini tak hanya sebatas kebaya dan seremoni belaka.  Kartini adalah hak perempuan, perjuangan kesetaraan gender, dan nasionalisme Indonesia di akhir abad ke-19. Kartini, seorang keturunan ningrat Jawa yang mendobrak kungkungan adat melalui pikiran-pikirannya. Ia hanya dikenal dan dikenang sebagai pahlawan emansipasi wanita. Soal apa persisnya pikiran-pikiran itu dan bagaimana Kartini merumuskannya tak pernah benar-benar di ungkap kecuali untuk mereka yang berinisiatif mencari tahu sendiri.( Andari Widanto Fitria Aisyah).

Di masa kini, kaum perempuan Indonesia bisa melakukan apa saja, untuk menggali potensi dirinya agar bisa bersaing meraih masa depan yang cemerlang. Dalam bidang politik dapat dilihat, ada perempuan Indonesia yang menjadi orang penting di negeri ini. Contohnya Sri Mulyani yang menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Susi Pudjiastuti yang menjadi Menteri Kelautan. Bahkan, Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Direktur Bank Dunia loh. Dalam bidang ekonomi, banyak perempuan masa kini yang jenjang pendidikannya tinggi dan memiliki pekerjaan yang setara atau bahkan malah melebihi laki-laki, bukan hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Tidak hanya itu, perempuan masa kini selain menjadi ibu rumah tangga yang harus merawat anak, juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama serta menjadi Ibu Bangsa. (Divana Zahra)

Dari berbagai dampak positif  perjuangan R.A Kartini, sudah seharusnya kita menjadi Kartini di era modern ini dan bisa mencapai berbagai prestasi yang membanggakan, meneruskan semangat yang ada dalam diri seorang Kartini. Semangat yang dimiliki Kartini harus kita tularkan kepada kaum-kaum muda, jangan sampai mereka tidak tahu sejarah perjuangan perempuan yang sangat membanggakan bangsa Indonesia ini. Di samping itu hendaknya hasil pemikiran, perlawanan dan perjuangan Kartini di zaman dahulu memberikan makna kuat bagi kaum perempuan  di zaman modern saat ini, di antaranya:1) Perempuan mendapatkan kesetaraan dalam hak pendidikan . Perjuangan Kartini melawan diskriminasi  dan mendorong perempuan modern saat ini untuk berani melawan kata-kata orang dulu (stereotip) bahwa perempuan nanti ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga saja, jadi selalu berada di dapur. Itu pendapat yang salah.  Semua perempuan tidak perlu ragu, karena sejatinya perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya untuk mengenyam pendidikan tinggi sesuai dengan yang diinginkan. 2) Kesempatan yang lebar  bagi perempuan untuk berkarya. Sudah banyak buktinya, bahwa saat ini banyak perempuan Indonesia yang menjalani profesi sebagai dokter, polisi, guru, hakim, jaksa, pengacara, praktisi pendidikan, pilot, bahkan ada yang menjadi presiden. Ini masih belum semua ya. Masih banyak profesi yang diampu oleh perempuan-perempuan Indonesia yang mempunyai pemikiran untuk maju.  Keinginan Kartini agar perempuan tidak selamanya dicap hanya akan berakhir di dapur dan mengurus rumah, membuka ruang penyetaraan bagi wanita modern bisa berkarya seperti para pria. Perempuan bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide kreatifnya, menyalurkan bakat, membuat gerakan, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat bagi sekitarnya.3) Mendorong rasa percaya diri  perempuan dalam berkarir. Di era digital sekarang ini, perempuan bisa bekerja dengan berbagai bentuk dan cara yang beragam. Perempuan terdorong melawan stereotip atau penilaian terhadap dirinya melalui prestasi perempuan dalam ranah profesional kerja, mengembangkan potensi dalam diri, berkarir bukan sekadar mencari uang dan perekonomian, namun jadi teladan dan menjalankan hak asasi setiap orang. Perempuan modern ialah perempuan yang memiliki semangat juang tinggi, kepercayaan diri, yakin terhadap kemampuan yang dimiliknya, perempuan yang memiliki keinginan untuk memerdekakan dirinya, dan memiliki prinsip hidup yang kuat. Bagi para ibu yang bekerja, berapapun waktunya, jelas tetap jadi ibu sepenuh waktu. Meski banyak tantangan, namun para ibu punya hak untuk memilih keduanya, bekerja dan sebagai  ibu rumah tangga. 4) Membangkitkan kualitas hidup perempuan. Semakin terbukanya ruang bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, seperti peran sinergi perempuan pada sektor pembangunan, dan peningkatan jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di pemerintahan. Jadi kemampuan dan kredibilitas perempuan masa kini sudah tidak diragukan lagi. Banyak perempuan Indonesia yang cerdas, dan melek teknologi (tidak gaptek) berusaha keras untuk  meningkatkan kualitas dalam dirinya agar bisa bersaing dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Sebagai perempuan di era modern tentu kita harus paham soal teknologi terutama yang berkaitan dengan kegiatan kita sehari-hari. Namun, jangan sampai teknologi canggih dan pergaulan zaman sekarang membuat kita dengan mudah terpengaruh berita-berita hoaks yang mudah tersebar, dan dapat membawa kita ke jalan yang salah. Sebagai perempuan generasi milenial, kita harus bisa bersikap cerdas, kita harus bisa memilah mana yang tidak pantas dilakukan dan mana yang bisa membawa kita maju dan membawa nama baik sebagai kaum perempuan. Semangat untuk bisa membantu dan berbuat baik untuk orang lain, semangat untuk bisa berprestasi di berbagai bidang dalam kehidupan, serta semangat sebagai ibu rumah tangga yang bisa mendidik anak-anaknya menjadi ibu bangsa di era modern.

Ayo, kita bersama-sama mengajak dan membimbing anak-anak muda terutama yang perempuan untuk selalu menggali potensi diri dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki agar menjadi generasi emas Indonesia yang membanggakan. Tidak perlu menunggu saat “Hari Kartini” untuk memastikan keterlibatan perempuan negeri ini dalam memitigasi, menangani dan mengambil kebijakan apalagi terkait pandemi saat ini. Tetap semangat , jangan pernah menyerah karena kita belum kalah. Jangan biarkan penyesalan dating, karena yakinlah kita selangkah lagi menang. Mari terus bermimpi, dan wujudkan mimpi kita dengan ukir prestasi.

                                                                                                     Salam emansipasi!!!!

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun