Mohon tunggu...
Sri maulida Agustin
Sri maulida Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hii perkenalkan saya Sri atau teman teman bisa memanggil saya Maulida, saya adalah seorang mahasiswa dari jurusan komunikasi di mana jurusan saya ini sangat erat kaitannya dengan dunia tulis-menulis untuk itu melalui kompasiana.com Saya ingin mengembangkan ilmu yang sudah saya dapatkan selama menjadi mahasiswa komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Identitas Generasi Muda: Antara Globalisasi dan Lokalitas

12 Desember 2024   23:41 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, BTS (Bangtan Boys) salah satu boy group korea dengan penggemar tertinggi, foto : https://id.pinterest.com

 Padang - Demam korea terutama K-pop (Korean Pop) telah merambah di kalangan anak muda secara global tidak hanya Indonesia tapi di seluruh dunia, fenomena ini nyata adanyaterbukti dengan maraknya musik K-pop yang sering kita dengar di cafe-cafe hingga konserkonser K-pop yang selalu diadakan setiap tahunnya diberbagai negara.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Korean Foundation for International CultureExchange (KOFICE) pada tahun 2023, lebih dari 60% responden di Indonesia mengaku terpengaruh oleh K-Wave dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Hal ini termasuk dalam preferensi mereka terhadap produk-produk yang terkait dengan Korea, seperti makanan khas Korea, kosmetik K-Beauty, dan produk fashion. 

Gelombang Hallyu atau Korean Wave juga telah mengubah sudut pandang generasi muda terhadap dunia perawatan diri dimana saat ini generasi muda baik itu perempuan atau laki-laki berlomba lomba untuk mendapatkan kulit yang sehat 

Padahal dahulu laki-laki yang menggunakan produk kecantikan atau skincare di anggap tabu, tidak maskulin, atau bencong, Kpop membantu merubah persepsi ini.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Euromonitor International yang terbukti padatahun 2024 menunjukkan bahwa pasar produk K-Beauty di Indonesia tumbuh sebesar 25% dari tahun sebelumnya, menandakan minat yang kuat dari konsumen lokal.

Selanjutnya budaya fashion dimana segala jenis pakaian dengan claim korean style termasuk mode style oversize ala Korea selalu laku dipasaran, hingga style rambut K-pop yang unik yang dibuat seperti Oppa(Laki-laki Korea), serta make-up natural khas Eonnie (wanita Korea) juga bermunculan dimana mana.

Bahkan tidak jarang sering kita temui dipasaran produk kecantikan yang berasal dari Korea bahkan ada yang ke Korea lansung untuk mendapatkan hasil maksimal untuk melakukan operasi plastik atau cuman sekedar berwisata.

Meskipun demikian di saat yang bersamaaan standar kecantikan korea secara tidak langsung juga menjadi patokan seseorang untuk dianggap cantik atau tampan misalnya harus memiliki kulit putih pucat, badan kurus, mata yang lebar, rahang v-shaped, glass skin, wajah yang polos, dan sebagainya. 

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran karena ini bisa mengubah keotentikan dan keberagaman lokal, hal ini juga dapat menekan ekspresi diri akibat standar yang begitu tinggi serta memberikan tekanan mental kepada generasi muda yang tidak bisa memenuhi standar ini.

Menurut sebuah penelitian seperti Dilansir dari hellosehat.com, standar kecantikan yang begitu tinggi dan tidak realistis ini akan mengganggu kesehatan mental mereka yang mengikutinya dengan munculnya depresi, gangguan kecemasan (anxiety), gangguan makan(anorexia), body dysmorphic disorder (BDD), dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun