Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pengembangan Desain Mainan Anak dan Serbuan Produk Impor

18 Juli 2024   15:29 Diperbarui: 18 Juli 2024   16:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Mainan anak produk impor bertema alat memasak (dokpri) 

Nasib industri kerajinan rakyat yang memproduksi mainan anak kini tergilas oleh produk mainan impor. Kondisi kerajinan rakyat semakin mengenaskan karena harga mainan anak impor relatif murah dan mutunya bagus. Namun demikian mainan lokal sebenarnya memiliki nilai sosial budaya dan cocok sebagai mainan edukasi di sekolah.

Mainan edukasi yang berbasis budaya lokal dan menggunakan komponen lokal sebenarnya memiliki daya saing terhadap gempuran produk impor jika para pengrajin diberi edukasi proses desain dan pengembangan produk.

Lembaga pendidikan seperti taman kanak-kanak dan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) membutuhkan mainan edukatif yang cocok dengan suasana hati dan lingkungannya. Sekolah TK dan PAUD yang tersebar di perumahan hingga perkampungan kumuh perlu diarahkan untuk menggunakan produk lokal dan sedapat mungkin tidak menggunakan produk mainan anak yang diimpor dari negara asing.

Perlu digencarkan program kampung kreatif yang menyentuh aspek permainan anak-anak. Kampung kreatif dengan tema yang beragam sangat cocok untuk dilengkapi dengan mainan lokal. Salah satu contoh kampung kreatif di daerah yang terkenal kumuh adalah Kampung Akustik Cicadas sebagai salah satu kampung kreatif di Kota Bandung. Kondisi kampung yang kumuh itu mampu ditransformasikan menjadi arena bermain bagi anak-anak yang bertema edukatif.

Ada kampung yang boleh dibilang paling padat di kota Bandung. Di kampung itu meskipun sebagian besar hanya memiliki gang sempit dan satu gang utama dan tidak adanya lahan sebagai ruang publik menyebabkan masyarakat memanfaatkan gang-gang untuk berkegiatan, seperti lalu lintas pejalan kaki, becak,motor, namun dengan daya kreatifitas bisa diubah menjadi tempat bermain bagi anak-anak.

Untuk mengembangkan produk mainan anak dengan nilai lokal, kepada para pengrajin perlu diberi pengetahuan tentang ergonomi. Aspek dan perhitungan mengenai antropometri pada tubuh pengguna mainan harus dikaji lebih dalam untuk menentukan dimensi dan proporsi pada desain yang dibuat, ukuran antropometri user didapat dari beberapa literatur yang meliputi ukuran besar badan dan tangan, karena merupakan anggota tubuh yang paling sering berinteraksi dengan benda.

Anak mempelajari sesuatu hal melalui tangan serta pengalaman dalam bermain terlebih dahulu dan kemudian melakukan sebuah tindakan. Tangan adalah instrumen kecerdasan manusia. Melalui interaksi anak dengan benda disekitarnya yang melakukan sebuah simulasi atau pekerjaan yang dilakukan sehari-hari.

Studi ergonomi dilakukan berdasarkan data antropometri anak usia 4-7 tahun terkait dengan interaksinya dengan alat bermain dengan tema khusus, misalnya tema musik. Yang dirancang demi kenyamanan anak membawa dan menggunakan alat musik.

Aspek keamanan sangat penting dalam mendesain mainan anak. Dalam mendesain permainan anak, keamanan merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Alat permainan menggunakan material dan melalui proses finishing yang aman bagi anak, serta tidak terdapat bagian tajam yang sewaktu-waktu dapat membahayakan anak.

Konsep Desain Mainan Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun